Home
» Tempat Wisata Yogyakarta
» Wisata Indonesia
» Wisata Yogyakarta
» BERBURU EMAS DI CHINA TOWN YOGYAKARTA
BERBURU EMAS DI CHINA TOWN YOGYAKARTA
Posted by Indra Kusuma Sejati
Posted on 5/18/2013 04:37:00 AM
with 12 comments
Menelusuri Pasar Beringharjo maka kita akan bertemu sebuah jalan Los di daerah belakang pasar Beringharjo. Dan jalan ini berada diantara jalan perempatan antara Jalan Malioboro, Jalan Jend. A. Yani, Jalan Pejeksan, dan Jalan Saryatmajen kita akan menemukan sebuah perkampungan yang memiliki nilai histori unik tentang perjalanan alkuturasi budaya yang unik.
Kampung ini biasa disebut orang dengan nama Kampung Ketandan. Menelusuri daerah Kampung Ketandan, penulis banyak menemukan gaya arsitektur bangunan tempo dulu yang berjajar memanjang ke belakang, dan banyak banguan rumah yang dijadikan toko oleh pemiliknya. Dan para penghuni kampung ini kebanyakan bermata pencaharian sebagai pedagang.
Seperti kota-kota besar di belahan dunia lainnya, yang terdapat sebuah kawasan China Twon, maka di wilayah Yogyakarta pun kita akan dapat menemukan suatu kawasan perkampungan masyarakat Tionghoa, walaupun tidak semua masyarakat yang di lokasi perkampungan ini berasala dari Tionghoa. Mereka berbaur bersama dalam kehidupan kesehariannya bersama masyaakat pribumi.
Informasi yang penulis dapatkan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Pada zaman dulu, masyarakat penduduk kampung Ketandan, rata-rata berjualan toko kelontong, toko jamu dan toko penyedia kebutuhan pokok. Namun, sejak tahun 1950 pola kehidupan masyarkat Kampung Ketandan bergesar menjadi pedagang emas, dan hampir rata-rata sekarang pendudung kampung ini melakukan perniagaan perhiasan emas.
Lokasi perkampungan ini pun sering didatangi oleh para wisatawan yang berburu koleksi perhiasan emas sebagai cinderamata atau pun koleksi pribadi. Apalagi bagi para pecinta perhiasan ornamen yang terbuat dari emas yang berasal dari lokasi tanah jawa (emas jawa).
Ketandan sendiri berasal dari kata "Tondo" yang merupakan sebuah ungkapan untuk para pejabat penarik pajak atau Pejabat Tondo yang memiliki wewenang (diberikan oleh Sultan Hamengkubuwono VII) kepada etnis China.
Sejak 230 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1780 -an masyarakat etnis Tionghoa sudah menempati kawasan wilayah Malioboro. Mereka yang tersebar di beberapa daerah sekitar Kota Yogyakarta, seperti di kampung Ketandan, Beskalan dan Pajeksan.
Kampung Ketandan yang dibangun bersamaan dengan Pura Pakualaman yang letaknya berjarak +/- 2 km sebelah timur dari kota utama kantor Pos. Dimana Kampung Ketandan merupakan saksi sejarah perjalanan akulturasi antar budaya masyarakat Tionghoa, Keraton dan masyarakat Yogyakarta.
Dengan banyaknya masyakat Tionghoa yang tinggal dan membangun kehidupan di wilayah kampung ini, maka masyarakat umum selalu menyebut wilayah ini sebagai kawasan Pecinan yang ada di Yogyakarta.
Bila tahun baru Imlek atau tahun baru masyarakat China tiba, di kawasan Kampung Ketandan sering diadakan even Pekan Budaya Tionghoa. Dan kampung ini berubah menjadi sebuah negeri China yang di tandai dengan ornamen-ornamen yang berciri khas masyarakat Tionghoa.
Ada sebuah pesan yang dapat penulis temukan. Dengan meilihat kerukunan dan perbedaan etnis yang dapat berjalan seiring kehidupan ini. Masyarakat Kampung Ketandan merupakan suatu perpaduan keindahan akulturasi budaya yang mencerminkan bahwa, suatu perbedaan itu merupakan rahmat tersendiri yang diberikan Tuhan untuk kita sikapi secara positif.
Salam wisata,
Written by : Indra Kusuma Sejati - Describe about us
Website blog ini berisikan informasi tempat wisata yang indah, kaya dengan panorama keindahan alam, flora, fauna, kuliner seni, dan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Dengan sarana akses reservasi hotel atau penginapan, sewa mobil, dan tiket pesawat secara online. Info dunia traveling. yang kami kutip dari berbagai pengalaman pribadi dan beberapa sumber.
Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
Artikel Terkait:
12 komentar
wuaaa.. kampung ketandaaaan.. serasa pernah denger, tapi selama tinggal di jogja belum pernah kesana. dari penjelasan itu, kayaknya aseek jga nih buat penelitian komunikasi lintas budaya, ^_^
*cap target operasi selanjutnya*
makasih sharingnya..
Dilanjut Mba, kita akan menemukan suatu hal yang menarik dan unik di lokasi ini. Teruma dengan gaya seni arsitektur bangunan yang memuat unsur budaya dari berbagai raga m unsur menjadi satu di sana.
Salam wisata
kampung ketandan ini cermin dari Indonesia yg sesungguhnya ya Pak Indra, berbeda tapi tetap satu
Itulah Indonesia yang unik dan indah dengan nuansa kebrsamaan yang beragam.
Salam wisata
jad inget setandan pisang. hehehe..
Bosku dulu juga rumahnya daerah situ. Keturunan cina asli.
Aih........ si embak malah dapet ilham untuk nulis kali ya. Ha,,,,x9 Syukurlah kalau begitu.
Salam wisata
Kalau begitu bila kita ke sana nanti mampir aja ya Kang. He,,,,x9
Salam wisata
Wah info yang menarik. Lain kali kalau ke Yogya lagi saya akan mampir ke Pasar Beringharjo ach.
Cari oleh2
Salam hangat dari Surabaya
ªķku̶̲̥̅̊ juga kalau blusukan Pasar Bring harjo juga menyempatkan ke tempat ini walaupun hanya window shopping, heheheh:)
Silahkan pak Dhe, tinggal dipilih untuk bingkisan yang akan dibuat oleh-olehnya.
Slam wisata
Biar gak mabok ya Kang. he,,,,x9
Salam wisata
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed