Arah Pulau Tidung Dari Muara Angke
Kawasan pulau seribu merupakan salah satu bagian objek wisata yang menyajikan fenomena keindahan pantai di mana kita dapat melihat dan merasakan keindahan alam yang terletak di sebelah utara Jakarta, tepat berhadapan dengan Teluk Jakarta.
Pulau Tidung sendiri merupakan bagian dari kepulauan seribu, dimana pulau ini merupakan salah satu pulau yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik mau pun internasional. Untuk sampai di Pulau Tidung tentunya kita harus menggunakan layanan jasa penyeberangan perairan dan pelabuahan laut.
Untuk menyeberang ke kepulauan seribu dan Pulau Tidung kita dapat menggunakan beberapa akses transportasi alternatif dari pelabuhan dermaga penyeberangan perairan dan pelabuhan laut :
- Dermaga Muara Angke yang berlokasi di Jakarta Utara, melalui dermaga ini kita bisa menggunakan kapal penumpang perahu kayu yang siap menghantarkan kita menuju ke salah satu kepulauan seribu.
- Dermaga Pelabuhan Kali Adem yang tidak terlalu jauh lokasinya dengan dermaga Muara Angke. Di pelabuhan Kali Adem terdapat dua buah Kapal Motor (KM), yaitu KM Lumba-lumba dan KM Kerapu.
- Dermaga Marina Ancol. Melalui dermaga ini kita bisa menggunakan kapal cepat (speadboat) menuju kepulauan seribu.
Loket tiket kapal sudah di buka pada pukul 06.00 WIB pagi. Setelah mendaftar kita tinggal menunggu panggilan untuk menunggu arahan dari petugas yang akan mengarahkan kita kepada kapal motor mana yang akan kita tumpangi untuk menuju Pulau Tidung.
Harga tiket ke Pulau Tidung, Pulau Payung, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa harganya Rp. 50.000,- dan untuk ke Pulau Untung Jawa, Pulau Pari dan Pulau Lancang harga tiket kapal motornya Rp. 40.000,-. Dengan harga yang relatif murah kita sudah dapat menikmati perjalanan menuju ke salah satu pulau di kepulauan seribu.
Tepat pukul 07.00 WIB Kapal Motor melepaskan tali pengikat bahu dermaga, menuju Pulau Tidung. Sepanjang perjalanan mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang biru serta deburan ombak yang menghantam dinding kapal motor selama perjalanan menelusuri perjalanan meuju ke Pulauan Tidung, hal ini merupakan irama hiburan yang disajikan alam kepada seluruh penumpang dan awak kapal selama perjalanan.
Namun, hal ini tidak membuat perjalanan ini membosankan dikarena kita dapat menyaksikan keindahan laut dari atas geladak kapal sambil berphoto ria. Dan lama perjalanan menuju Pulau Tidung dengan menggunakan kapal motor ini memakan waktu +/- 1,5 jam
Tepat pukul 07.00 WIB Kapal Motor melepaskan tali pengikat bahu dermaga, menuju Pulau Tidung. Sepanjang perjalanan mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang biru serta deburan ombak yang menghantam dinding kapal motor selama perjalanan menelusuri perjalanan meuju ke Pulauan Tidung, hal ini merupakan irama hiburan yang disajikan alam kepada seluruh penumpang dan awak kapal selama perjalanan.
Namun, hal ini tidak membuat perjalanan ini membosankan dikarena kita dapat menyaksikan keindahan laut dari atas geladak kapal sambil berphoto ria. Dan lama perjalanan menuju Pulau Tidung dengan menggunakan kapal motor ini memakan waktu +/- 1,5 jam
Kembali pada awal tujuan dari wisata kali ini, penulis akan mengajak para sahabat dan pembaca setia Ejawantah Wisata untuk mengenal lebih dekat dibalik keindahan pulau seribu yang berada di Pulau Tidung yang memiliki nilai tersendiri dari keindahan di objek yang akan kita kunjungi di kepulauan seribu.
Sesampainya kita di Pelabuhan Batok yang terletak di sebelah Timur Pulau Tidung Besar, di mana pelabuhan ini merupakan pelabuhan inti, tempat kapal-kapal bersandar dan juga sebagai tempat hilir mudiknya para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tidung. Sebuah pemandangan pantai yang indah dan senyum penduduk yang ceria di pulau ini pun menyambut kehadiran kami di dermaga kapal.
Satu persatu dari penumpang kapal melangkahkan kakinya menuju daratan yang beralaskan pasir putih. Sebuah pemandangan tembok yang memanjang bagaikan dinding pembatas antara dermaga dan komplek perkampungan di pulau ini bisa kita lihat, dan sebuah pintu gerbang penyambutan yang indah terpasang dengan megah di lokasi dermaga Pulau Tidung juga menyambut kedatangan setiap orang yang mendarat melalui pelabuhan ini.
Untuk mempermudah perjalanan di Pulau Tidung ada baiknya kita menghampiri tempat penyewaan sepeda yang ada di sekitaran dermaga, hal ini merupakan cara terbaik untuk mendapatkan kendaraan murah meriah di sana. Dengan dengan biaya Rp. 15.000,- sampai Rp. 25.000,- kita bisa mendapatkan sebuah sepeda untuk dijadikan alat trasportasi di pulau ini. Dan hanya sepeda dan becak motor yang menjadi alat transportasi di Pulau Tidung ini. Jadi jangan berharap kita bisa menemukan taksi atau pun mobil di Pulau Tidung ini.
Mengayuh sadal sepeda sambil menikmati udara segar di Pulau Tidung juga dapat memberikan kesan tersendiri. bagi kita yang menyukai dunia petualangan di Pulau Tidung. Dimana kita bisa menghampiri objek-objek pemandangan indah yang ada di Pulau Tidung, sambil berkeliling kampung dengan menyusuri setiap jalan yang berkelok sambil menyapa kehidupan masyarkat yang hidup dalam lingkungan multikural di pulau ini merupakan perjalanan yang sangat mengasyikan yang bisa kita nikmati.
Lanjut.............
Walaupun di lokasi ini belum terdapat penginapan hotel maupun resort, Pulau Tidung hanya memilik konsep homestay bagi para wisatawan yang akan bermalam di pulau ini. Kita bisa menyewa rumah warga yang memang disediakan untuk bermalam di Pulau Tidung. Bisa terlihat jelas pada saat penulis hadir di Pulau Tidung, bahwa di area pulau ini memeang tidak menyedikan kemewahan yang berlebih. Hal ini disebabkan Pulau Tidung memiliki konsep wisata yang berbasis masyarakat, yang memanfaatkan fasilitas yang ada hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat itu sendiri nantinya.
Pulau Tidung walau sebagai Pulau tujuan wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan, Pulau ini tidak memerlukan transporatsi kapal khusus, dan juga prilaku booking hotel untuk penginapan di lokasi ini.
Pulau Tidung hanya sebuah kepulauan yang kecil dan sederhana, selalu membuka diri bagi setiap orang yang mengunjunginya, sama halnya dengan para penduduknya yang menyambut kedatanag kita dengan suasana ramah.
Jadi, bukan hal yang sulit untuk kita melakukan perjalanan wisata ke Pulau Tidung sendiri, asal kita bisa membawa diri untuk dapat hidup bersosialisasi di daerah tersebut dengan pendudukya. Maka kita akan dapat menemukan kemudahan yang dapat mempelancar segala aktifitas kita dalam perjalanan di pulau ini.
Dan bagi para wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata ala backpacker kita bisa mendapatkan penginapan murah di salah satu kamar milik penduduk setempat yang disewakan. Atau kita bisa juga mendapatkan satu rumah untuk bermalam di lokasi ini. Namun, untuk satu rumah sulit dijumpai pada saat akhir minggu atau pun musim libur di pulau ini secara dadakan.
Rumah yang ditawarkan berbagai macam, ada penginapan yang menggunakan AC, ada juga yang menawarkan dengan konsep penginapan dengan fasilitas apa adanya. Konsep homestay yang diterapkan oleh penduduk lokal merupakan pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam memperkenalkan budaya dan tradisi masyarakat setempat kepada para pengunjung di pulau ini untuk ikut memperkenalkan potensi pariwisata di daerahnya.
Mengenai harga sewa rumah untuk homestay di Pulau Tidung sangatlah bervariasi, dari harga Rp. 250.000,- / malam sampai dengan Rp 600.000,- / malam untuk satu buah rumah. Dan harganya dapat disesuaikan dengan fasilitas rumahnya. Sedangkan bagi para wisatawan yang hadir perorangan tanpa mengikuti program travel, maka kita bisa melakukan negosiasi harga dengan salah satu pemilik rumah yang mau menerima kita untuk tinggal semalam di rumahnya, yang kamarnya bisa kita sewa.
Kehadiran penulis di Pulau Tidung ini merupakan perjalanan wisata yang penulis lakukan ala backpacker tanpa mengikuti suatu kegiatan agen travel, jadi segala persiapan perjalanan dan perlengkapan penulis lakukan dengan persiapan apa adanya. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu solusi untuk para sahabat yang akan melakukan perjalanan petualangan sendiri ke Pulau Tidung
Untuk memenuhi kebutuhan makan di Pulau Tidung, kita bisa mendapatkan dari warung makan yang menjajakan masakan matang dengan harga bervariasi. Dan jangan sungkan untuk menanyakan harganya terlebih dahulu sebelum kita memesan makanan di loaski Pulau Tidung ini.
Hal yang lebih penting adalah kita harus bisa mengatur waktu untuk belanja makanan matang. Jangan sampai terlewat waktu atau sampai lupa dengan asyiknya kita melakukan petualangan di pulau ini.
Untuk harga makanan yang dijajakan di lokasi warung ini harganya sekitar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- tinggal tergantung selera kita untuk yang cocok dengan lidah kita.
Untuk tingkat keamanan dan kenyamanan di Pulau Tidung, kita tidak perlu menghawatirkan, karena di pulau ini sudah terdapat fasilitas dan sarana yang memadai dan siap melayani keperluan dan kebutuhan kita bila kita membutuhkan pertolongan, sarana dan fasiltas yang terdapat di Pulau Tidung ini antara lain :
Satu persatu dari penumpang kapal melangkahkan kakinya menuju daratan yang beralaskan pasir putih. Sebuah pemandangan tembok yang memanjang bagaikan dinding pembatas antara dermaga dan komplek perkampungan di pulau ini bisa kita lihat, dan sebuah pintu gerbang penyambutan yang indah terpasang dengan megah di lokasi dermaga Pulau Tidung juga menyambut kedatangan setiap orang yang mendarat melalui pelabuhan ini.
Mengayuh sadal sepeda sambil menikmati udara segar di Pulau Tidung juga dapat memberikan kesan tersendiri. bagi kita yang menyukai dunia petualangan di Pulau Tidung. Dimana kita bisa menghampiri objek-objek pemandangan indah yang ada di Pulau Tidung, sambil berkeliling kampung dengan menyusuri setiap jalan yang berkelok sambil menyapa kehidupan masyarkat yang hidup dalam lingkungan multikural di pulau ini merupakan perjalanan yang sangat mengasyikan yang bisa kita nikmati.
Lanjut.............
Walaupun di lokasi ini belum terdapat penginapan hotel maupun resort, Pulau Tidung hanya memilik konsep homestay bagi para wisatawan yang akan bermalam di pulau ini. Kita bisa menyewa rumah warga yang memang disediakan untuk bermalam di Pulau Tidung. Bisa terlihat jelas pada saat penulis hadir di Pulau Tidung, bahwa di area pulau ini memeang tidak menyedikan kemewahan yang berlebih. Hal ini disebabkan Pulau Tidung memiliki konsep wisata yang berbasis masyarakat, yang memanfaatkan fasilitas yang ada hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat itu sendiri nantinya.
Pulau Tidung hanya sebuah kepulauan yang kecil dan sederhana, selalu membuka diri bagi setiap orang yang mengunjunginya, sama halnya dengan para penduduknya yang menyambut kedatanag kita dengan suasana ramah.
Jadi, bukan hal yang sulit untuk kita melakukan perjalanan wisata ke Pulau Tidung sendiri, asal kita bisa membawa diri untuk dapat hidup bersosialisasi di daerah tersebut dengan pendudukya. Maka kita akan dapat menemukan kemudahan yang dapat mempelancar segala aktifitas kita dalam perjalanan di pulau ini.
Dan bagi para wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata ala backpacker kita bisa mendapatkan penginapan murah di salah satu kamar milik penduduk setempat yang disewakan. Atau kita bisa juga mendapatkan satu rumah untuk bermalam di lokasi ini. Namun, untuk satu rumah sulit dijumpai pada saat akhir minggu atau pun musim libur di pulau ini secara dadakan.
Rumah yang ditawarkan berbagai macam, ada penginapan yang menggunakan AC, ada juga yang menawarkan dengan konsep penginapan dengan fasilitas apa adanya. Konsep homestay yang diterapkan oleh penduduk lokal merupakan pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam memperkenalkan budaya dan tradisi masyarakat setempat kepada para pengunjung di pulau ini untuk ikut memperkenalkan potensi pariwisata di daerahnya.
Mengenai harga sewa rumah untuk homestay di Pulau Tidung sangatlah bervariasi, dari harga Rp. 250.000,- / malam sampai dengan Rp 600.000,- / malam untuk satu buah rumah. Dan harganya dapat disesuaikan dengan fasilitas rumahnya. Sedangkan bagi para wisatawan yang hadir perorangan tanpa mengikuti program travel, maka kita bisa melakukan negosiasi harga dengan salah satu pemilik rumah yang mau menerima kita untuk tinggal semalam di rumahnya, yang kamarnya bisa kita sewa.
Kehadiran penulis di Pulau Tidung ini merupakan perjalanan wisata yang penulis lakukan ala backpacker tanpa mengikuti suatu kegiatan agen travel, jadi segala persiapan perjalanan dan perlengkapan penulis lakukan dengan persiapan apa adanya. Hal ini bertujuan untuk memberikan suatu solusi untuk para sahabat yang akan melakukan perjalanan petualangan sendiri ke Pulau Tidung
Hal yang lebih penting adalah kita harus bisa mengatur waktu untuk belanja makanan matang. Jangan sampai terlewat waktu atau sampai lupa dengan asyiknya kita melakukan petualangan di pulau ini.
Untuk harga makanan yang dijajakan di lokasi warung ini harganya sekitar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- tinggal tergantung selera kita untuk yang cocok dengan lidah kita.
Untuk tingkat keamanan dan kenyamanan di Pulau Tidung, kita tidak perlu menghawatirkan, karena di pulau ini sudah terdapat fasilitas dan sarana yang memadai dan siap melayani keperluan dan kebutuhan kita bila kita membutuhkan pertolongan, sarana dan fasiltas yang terdapat di Pulau Tidung ini antara lain :
- Kantor Polisi yang siap melayani segala pengaduan masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan nyaman.
- Puskesmas.
- Warung makan dan warung kopi.
Lanjut..............,
Menelusuri Pulau Tidung dengan melihat aktifitas kehidupan masyarakatnya dari dekat secara langsung, pulau ini hampir keseluruhannya mengkaryakan warganya untuk menunjang aktivitas pariwisata di Pulau Tidung. Dari jasa penyewaan rumah, catering, dan pemandu wisata lokal.
Penduduk asli Pulau Tidung berasal dari berbagai macam suku dan budaya daerah Indonesia yang berasal dari empat suku, yaitu suku Melayu, Mandar dari Sulawesi, Serang dari Banten, dan suku Betawi. Walau berbeda, mereka dapat hidup rukun dan ramah saling membantu. Kesan yang mereka berikan kepada penulis merupakan kesan damai yang penuh rasa persahabatan dan persaudaraan.
Dari informasi yang penulis dapatkan dari masyarkat Pulau Tidung banyak memberikan manfaat untuk pengetahuan. Seperti halnya cara mereka guyub dan membangun daerah ini dengan upaya dan swadaya mereka bersama. Hal ini dapat dilihat dari letak geogrfis pulau ini yang terpisah dengan kota Jakarta oleh laut. Dimana sarana kapal motor perahu yang dijadikan andalan masyarakat setempat untuk bisa menyambung akses ke kota.
Dengan keterbatasan masyarakat dan penduduk wilayah Pulau Tidung, mereka dapat membangun suatu wilayah yang kecil menjadi wilayah pulau yang dikenal oleh masyarakat luas. Hingga hal ini membuat wilayah pulau tersebut banyak diminati orang untuk berkunjung ke Pulau Tidung.
Sebuah hasil karya masyarakat Pulau Tidung bersama Pemerintah Daerah Jakarta yang dapat kita jumpai di lokasi pulai ini salah satunya adalah sebuah jembatan yang membentang panjang +/- 1 km menyatukan dua buah pulau, yaitu Pulau Tidung Besar yang berpenghuni penduduk setempat, dan Pulau Tidung Kecil yang di kelola oleh Pemerindah Daerah Jakarta untuk Dinas Pertanian.
Jembatan ini dibuat melengkung setinggi +/- 6 meter dan merupakan pintu gerbang sebelum kita memasuki jembatan kayu. Panorama yang di hadirkan di objek ini merupakan panorama romantis pada saat matahari terbit dan matahari terbenam. Banyak para pengunjung di Pulau ini yang tidak mau ketinggalan momen indah yang di persembahkan alam menjelang pagi dan sore hari di lokasi ini.
Selain pertunjukan panorama alam romantis yang bisa kita nikmati di objek jembatan ini, kita juga bisa menikmati aksi petunjukan atraksi anak-anak dari penduduk asli Pulau Tidung melakukan atraksi loncat dari atas jembatan untuk terjun ke laut.
Hal ini menjadi hiburan tersendiri bagi para pengunjung yang hadir di Pulau Tidung. Dan tidaklah mengherankan bila ada beberapa para wisatawan yang ikut menirukan dan merasakan loncatan dari atas jembatan untuk terjun ke laut, dan hal ini merupakan pertunjukan yang diberikan para wisatawan dan penduduk setempat di area Jembatan Cinta ini.
Pantai yang berada di awal jembatan ini bernama Pantai Tanjongan Timur. Pantai yang tergolong aman dan tidak berombak besar. Hal ini dikarenakan gugusan karang yang mengelilingi pantai, dan pantai ini mampu menahan ombak yang datang dari laut Jawa.
Cerita Di Balik Jembatan Cinta..........
Menurut cerita pemberitaan yang penulis dapatkan dari banyak sumber. Pulau Tidung dulunya hanya memiliki dua penginapan, yaitu penginapan Lima Saudara dan penginapan Sudimampir. Salah satu penginapan khusus untuk pria dan yang satunya khusus untuk wanita.
Suatu hari pria dan wanita itu bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan selama berlibur di Pulau Tidung ini, mereka sering janjian untuk bertemu di lokasi jembatan yang baru selesai di bangun yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Lama kelamaan mereka semakin suka satu sama lain, rasa mereka menjadi satu. Setelah itu mereka memutuskan untuk menikah dan hidup bersama menjadi satu keluarga.
Dari kisah cerita inilah beredar sebuah fenomena mitos tentang Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini ditengah masyarakat luas, bahwa bagi setiap orang yang belum memiliki pasangan, dan bila berkunjung ke area ini serta melakukan ritual lompat dalam laut dengan niatan untuk dipertemuakn jodohnya maka akan segera menemukan jodohnya suatu hari kelak.
Setelah penulis sampai di lokasi ini dan melakukan evalusai dari keterangan para wisatawan yang hadir di lokasi ini, mereka malah tidak tahu mengenai mitos keberadaan cerita tersebut. Dan mereka hanya melakukan lompatan dari jembatan cinta sebagai atraksi kesenangan saja.
Namun, dari kebenaran dari suatu cerita mitos yang beredar ditengah-tengah masyarakat tentang cerita Jembatan Cinta ini mari kita luruskan bersama, bahwa perjalanan wisata itu yang di cari hanya merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan yang dapat memberikan kesan positif dalam hidup ini. Dan mengenai jodoh itu merupakan jalan ketetapan Tuhan yang sudah menjadi takdir untuk kita jalani dalam kehidupan ini kepada stiap pribadi orangnya.
Lanjut............
Di mana lokasi Jembatan Cinta ini juga dapat memberikan suasana damai penuh nuansa romantis di sepanjang waktunya. Dan tidak heran bila jembatan ini juga sering di gunakan untuk pengambilan gambar photo sebelum pernikahan oleh para pasangan muda.
Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini memiliki titik fokus view yang indah dalam melampiaskan kreatifitas para pecinta dunia fotografi. Dimana kita akan mendapatkan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah melalui dunia lensa yang di arahkan ke Pulau Tidung Kecil dari Pulau Tidung Besar.
Walau di lokasi Pulau Tidung Kecil tidak berpenghuni, namun lokasi ini bisa dikunjungi bagi setiap wisatawan yang hadir di lokasi ini. Bagi yang akan merasakan suasa hutan tepi pantai bisa datang di Pualu Tidung Kecil ini.
Informasi yang penulis dapatkan dari salah seorang petugas kantor kehutanan yang berada di lokasi Pulau Tidung Kecil, pulau ini sedang di fungsikan sebagai perkembangbiakan tanaman mangrove dan tanaman lainnya. Hal ini difungsikan agar wilayah pantai ini tidak mudah terkikis dengan air laut dan tetap terjaga ke asriannya. Dan sedang dikembangkan daerah untuk agrowisata untuk tanaman pohon bakau dan buah naga.
Lanjut keterangan pertugas Dinas Kehutanan.......
Hal ini telah dilakukan penelitian dilokasi lahan ini, dan hasilnya menunjukan bahwa lokasi ini sangat cocok untuk tanaman bakau dan buah naga. Sedangkan untuk saat ini tanaman yang bisa dijadikan sumber ekonomi masyarakat setempat adalah kelapa dan sukun.
Tidak jauh dari lokasi kantor kehutanan yang berada di lokasi Pulau Tidung Kecil ini, kita bisa menemukan sebuah situs makam seorang tokoh besar yang memiliki nama Panglima Hitam.Informasi yang penulis dapatkan dari seorang penjaga makam yang mengatakan, bahwa Panglima Hitam adalah seorang tokoh pejuang pada jaman Belanda, konon tokoh tersebut berasal dari Kalimantan.
Di Pulau Tidung Kecil ini penulis mendapatkan sebuah cerita hubungan antara Pulau Jawa dan Sulawesi yang dikaitan dengan hadirnya salah seorang anak turunan dari Datuk Panglima Hitam di Pulau Tidung ini. Di mana sang Datuk Panglima Hitam yang memiliki istri dari keturunan Suku Mandar yang tinggal di Sulawesi.
Tenyata dibalik keindahan Pulau Tidung terdapat cerita sejarah yang menjadi saksi bisu dalam keindahan alamnya. Bukan menjadi suatu rahasia umum bila keindahan alam dapat terkikis atau pun musnah dengan berjalanan waktu, namun sebuah nilai potensi dari sejarah dan budaya suatu masyarakat yang ada di Pualu Tidung inilah yang merupakan nilai aset terbesar sebagai daya tarik pariwisata yang masih tersembunyi di balik keindahan alam Pulau Tidung belum banyak diketahui oleh halayak ramai.
Dari informasi yang penulis dapatkan dari masyarkat Pulau Tidung banyak memberikan manfaat untuk pengetahuan. Seperti halnya cara mereka guyub dan membangun daerah ini dengan upaya dan swadaya mereka bersama. Hal ini dapat dilihat dari letak geogrfis pulau ini yang terpisah dengan kota Jakarta oleh laut. Dimana sarana kapal motor perahu yang dijadikan andalan masyarakat setempat untuk bisa menyambung akses ke kota.
Dengan keterbatasan masyarakat dan penduduk wilayah Pulau Tidung, mereka dapat membangun suatu wilayah yang kecil menjadi wilayah pulau yang dikenal oleh masyarakat luas. Hingga hal ini membuat wilayah pulau tersebut banyak diminati orang untuk berkunjung ke Pulau Tidung.
Sebuah hasil karya masyarakat Pulau Tidung bersama Pemerintah Daerah Jakarta yang dapat kita jumpai di lokasi pulai ini salah satunya adalah sebuah jembatan yang membentang panjang +/- 1 km menyatukan dua buah pulau, yaitu Pulau Tidung Besar yang berpenghuni penduduk setempat, dan Pulau Tidung Kecil yang di kelola oleh Pemerindah Daerah Jakarta untuk Dinas Pertanian.
Selain pertunjukan panorama alam romantis yang bisa kita nikmati di objek jembatan ini, kita juga bisa menikmati aksi petunjukan atraksi anak-anak dari penduduk asli Pulau Tidung melakukan atraksi loncat dari atas jembatan untuk terjun ke laut.
Hal ini menjadi hiburan tersendiri bagi para pengunjung yang hadir di Pulau Tidung. Dan tidaklah mengherankan bila ada beberapa para wisatawan yang ikut menirukan dan merasakan loncatan dari atas jembatan untuk terjun ke laut, dan hal ini merupakan pertunjukan yang diberikan para wisatawan dan penduduk setempat di area Jembatan Cinta ini.
Pantai yang berada di awal jembatan ini bernama Pantai Tanjongan Timur. Pantai yang tergolong aman dan tidak berombak besar. Hal ini dikarenakan gugusan karang yang mengelilingi pantai, dan pantai ini mampu menahan ombak yang datang dari laut Jawa.
Cerita Di Balik Jembatan Cinta..........
Menurut cerita pemberitaan yang penulis dapatkan dari banyak sumber. Pulau Tidung dulunya hanya memiliki dua penginapan, yaitu penginapan Lima Saudara dan penginapan Sudimampir. Salah satu penginapan khusus untuk pria dan yang satunya khusus untuk wanita.
Suatu hari pria dan wanita itu bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan selama berlibur di Pulau Tidung ini, mereka sering janjian untuk bertemu di lokasi jembatan yang baru selesai di bangun yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Lama kelamaan mereka semakin suka satu sama lain, rasa mereka menjadi satu. Setelah itu mereka memutuskan untuk menikah dan hidup bersama menjadi satu keluarga.
Dari kisah cerita inilah beredar sebuah fenomena mitos tentang Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini ditengah masyarakat luas, bahwa bagi setiap orang yang belum memiliki pasangan, dan bila berkunjung ke area ini serta melakukan ritual lompat dalam laut dengan niatan untuk dipertemuakn jodohnya maka akan segera menemukan jodohnya suatu hari kelak.
Setelah penulis sampai di lokasi ini dan melakukan evalusai dari keterangan para wisatawan yang hadir di lokasi ini, mereka malah tidak tahu mengenai mitos keberadaan cerita tersebut. Dan mereka hanya melakukan lompatan dari jembatan cinta sebagai atraksi kesenangan saja.
Namun, dari kebenaran dari suatu cerita mitos yang beredar ditengah-tengah masyarakat tentang cerita Jembatan Cinta ini mari kita luruskan bersama, bahwa perjalanan wisata itu yang di cari hanya merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan yang dapat memberikan kesan positif dalam hidup ini. Dan mengenai jodoh itu merupakan jalan ketetapan Tuhan yang sudah menjadi takdir untuk kita jalani dalam kehidupan ini kepada stiap pribadi orangnya.
Lanjut............
Di mana lokasi Jembatan Cinta ini juga dapat memberikan suasana damai penuh nuansa romantis di sepanjang waktunya. Dan tidak heran bila jembatan ini juga sering di gunakan untuk pengambilan gambar photo sebelum pernikahan oleh para pasangan muda.
Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini memiliki titik fokus view yang indah dalam melampiaskan kreatifitas para pecinta dunia fotografi. Dimana kita akan mendapatkan pemandangan matahari terbenam yang sangat indah melalui dunia lensa yang di arahkan ke Pulau Tidung Kecil dari Pulau Tidung Besar.
Lanjut keterangan pertugas Dinas Kehutanan.......
Hal ini telah dilakukan penelitian dilokasi lahan ini, dan hasilnya menunjukan bahwa lokasi ini sangat cocok untuk tanaman bakau dan buah naga. Sedangkan untuk saat ini tanaman yang bisa dijadikan sumber ekonomi masyarakat setempat adalah kelapa dan sukun.
Di Pulau Tidung Kecil ini penulis mendapatkan sebuah cerita hubungan antara Pulau Jawa dan Sulawesi yang dikaitan dengan hadirnya salah seorang anak turunan dari Datuk Panglima Hitam di Pulau Tidung ini. Di mana sang Datuk Panglima Hitam yang memiliki istri dari keturunan Suku Mandar yang tinggal di Sulawesi.
Tenyata dibalik keindahan Pulau Tidung terdapat cerita sejarah yang menjadi saksi bisu dalam keindahan alamnya. Bukan menjadi suatu rahasia umum bila keindahan alam dapat terkikis atau pun musnah dengan berjalanan waktu, namun sebuah nilai potensi dari sejarah dan budaya suatu masyarakat yang ada di Pualu Tidung inilah yang merupakan nilai aset terbesar sebagai daya tarik pariwisata yang masih tersembunyi di balik keindahan alam Pulau Tidung belum banyak diketahui oleh halayak ramai.
Tidung yang memberikan kesan indah penuh suasana riang dan romantis banyak menyediakan permainan air untuk dinikmati oleh setiap wisatawan yang berkunjung di Pulau Tidung dari permainan banana boat, sofa boat, jet sky, dan lainnya. Yang tidak kalah menarik dan menantang, kita bisa melakukan snorkeling, yaitu kegiatan berenang di permukaan air laut yang dangkal dengan menggunakan peralatan berupa masker selam, snorkel dan fin (kaki katak).
Tentunya semua permainan watersport yang terdapat di Pulau Tidung ini akan mendapat pengarahan dan pengawasan dari para team akhli yang telah terdidik dan terlatih untuk memberikan pengarahan secara benar dan tepat, untuk para wisatawan bermain dengan aman dan nyaman. Untuk jenis dan harga watersport di Pulau Tidung kita bisa langsung menanyakan di lokasi mengenai harga paketnya.
Dari hasil perbincangan penulis dengan pemandu snorkelling di Pulau Tidung, penulis mendapatkan beberapa tips yang bisa dipergunakan para sahabat Ejawantah Wisata dalam memilih alat snorkeling dengan benar dan nyaman dalam melakukan snorkelling nantinya, yaitu :
- Masker yang dipergunakan haruslah pas dengan wajah kita, hal ini untuk mencegah masuknya air dalam masker.
- Setelah kita menggunakan masker, berlatihlah untuk bernafas dengan mulut sejenak.
- Carilah pelindung mulut atau snorkel yang pas dengan mulut kita.
- Pililah fin atau kaki katak yang sesuai dengan ukuran kaki kita, dan kecangkanlah tali sabuk pada bagian tumit, fin akan mencegah kaki kita tersentuh dengan karang lau di dalam air, yang biasanya karang dapat membuat luka kaki kita bila kita menginjaknya.
- Cek peluit yang ada di pelampung yang akan kita pergunakan. Karena fungsi dari pluit tersebut adalah sebagai alat memberitahukan kepada rekan-rekan kita bila kita dalam keadaan darurat.
Pulau Tidung yang memiliki spot trumbu karang yang cantik dan indah, dimana kita dapat menikmati petualangan snorkling bagaikan di dalam sebuah akuarium raksasa. Arus ombak yang tenang dan air laut yang jernih akan membuat suasana kenyamanan kita untuk menikmati panorama keindahan trumbu karang dan ikan laut hias yang ada di sekitaran pantai Pulau Tidung. Nuansa panorama dasar laut yang terlihat akan membawa diri kita untuk larut menyelami keindahan lukisan alam yang indah.
Setelah kita melakukan petualangan dasar laut kita dengan snorkling, kita akan kembali pulang ke daratan untuk beristirahat. Melakukan aktifitas di air akan membuat diri kita merasakan kelelahan, karena energi yang kita keluarkan lebih banyak dari aktifitas kita di daratan. Namun semua ini terbayar dengan rasa senang dengan kesan yang memiliki sejuta ketakjuban pada saat kita menyaksikan keindahan setiap dasar laut di Pulau Tidung.
Pulau Tidung yang belakangan akhir ini banyak diminati wisatawan untuk datang ketempat ini, banyak menyajikan suatu panorama alam yang indah dan memberikan kesan pada setiap orang yang melihat dan menikmati sajian yang tersedia di lokasi ini.
Hari yang melelahkan telah beranjak pergi untuk meninggalkan para penghuni pulau ini, dan waktu istrirahat pun telah tiba, namun suasana malam di pulau ini tetap memberikan suasana teduh dan nyaman. Suara obrolan kecil dan canda ria dari kejauhan terdengar di telinga yang menandakan di pulau ini masih ada kehidupan anak manusia yang menikmati keindahan malam bersama deru ombak dan angin laut yang hadir di pulau ini.
Obrolan santai bersama warga setempat pun di tempat penginapan masih penulis lakukan. Dari obrolan ringan kepada penduduk setempat ini penulis mendapatkan banyak informasi tentang keberadaan kisah sejarah asal mula nama Pulau Tidung
Pulau Tidung sendiri memiliki arti sebagai tempat perlindungan. Dimana pada masa penjajahan Portugis, pada saat Fatahillah menyerbu para penjajah Portugis di Malaka, salah satu pulau di teluk Jakarta dijadikan tempat perlindungan dan sebagai basis untuk mengatur strategi perang, hingga pulau ini dijadikan tempat tinggal bagi para pejuang dari seorang pemimpin Datuk Palima Hitam, yang makamnya penulis temukan dan dapatkan informasinya dari seorang penjaga makam di dalam area Pulau Tidung Kecil.
Sedangkan informasi lebih lanjut penulis dapatkan dari salah seorang penduduk asli bernama Bp. Muridun yang memiliki profesi sebagai seorang guru Sekolah Menengah Atas di Pulau Tidung, sekaligus sebagai seorang pemandu wisata Pulau Tidung. Hari semakin malam dan penulis mengakhiri pembicaraan bersama para sahabat yang penulis kenal di pulau ini. Karena mata dan tubuh tidak bisa lagi diajak kompromi.
Hari ke dua.............
Pagi hari di Pulau Tidung merupakan suasana yang indah, dimana kita dapat merasakan udara tepi pantai yang segar. Udara tepi pantai pagi merupakan waktu yang tepat bagi para penderita penyakit asma untuk melakukan terapi. Hal ini mengingatkan penulis kepada sebuah cerita rekan yang memiliki keluarga yang menderita penyakit asma. Beliau sering mengajak keluarganya setiap pagi ke tepi pantai untuk melakukan terapi pernafasan di alam terbuka di pantai.
Untuk hari kedua di Pulau Tidung, penulis mendapat informasi bahwa di area Pulau Tidung Besar terdapat makam seorang tokoh yang bernama Raja Pandita. Konon pada masa penjajahan Belanda, Pulau Tidung dijadikan tempat pengasingan bagi siap saja yang membangkan kolonial Belanda.
Nama Tidung menurut versi dari cerita penjaga makam ini, diambil dari suku yang terdapat di Kalimantan Timur, yaitu suku Tidung. Sebelumnya pulau ini bernama Pulau Air Besar. Hingga pada suatu saat, suku Tidung yang berada di Malinau, Kalimantan Timur, mengetahui kalau di Kepulauan Seribu ada sebuah pulau yang dinamakan Pulau Tidung.
Lanjut cerita dari sang penjaga makam......
Kedatangan utusan dari suku Tidung yang berada di Malinau, Kalimantan Timur bermaksud untuk mencari asal-usul alasan Pulau Tidung ini, dengan harapan mereka dapat menemukan keterkaitannya dengan suku mereka, serta mencari makam Raja Tidung, yaitu Raja Pandita yang tidak diketahui keberadaan makamnya.
Dan pada bulan Febuari 2011, ditemukanlah makam yang diyakini lokasi Raja Pandita dikebumikan di Pulau Tidung ini. Nama lain Raja Pandita adalah Muhammad Kaca, yaitu seorang raja dari kerajaan Tidung yang berada di Malinau, Kalimantan Timur yang pernah di asingkan di pulau ini..
Lanjut cerita.......
Pemindahan makam dimulai dengan menggali makam Raja Pandita beserta istrinya yang bernama Thea dan anaknya Hamidun. Prosesi pemindahan makam Raja Pandita menggunakan adat dan tradisi suku Tidung, kerangka ketiganya dipindahkan ke lahan pemakaman baru yang berbentuk bangunan seluas 9 x 25 meter persegi di lahan pemakaman umum Pulau Tidung.
Dan pada tanggal 3 Juli 2011, Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi dan Bupati Malina, Yansen TP meresmikan komplek pemakanan Raja Pandita, dan ditetapkannya Muhammad Kaca sebagai cagar budaya. Dan hal ini merupakan bukti sejarah yang bernilai tinggi bagi masyarakat suku Tidung, Kalimantan Timur. Lokasi area ini sudah dijadikan tempat sebagai cagar budaya di Pulau Tidung yang harus dijaga keberadaannya.
Hal ini lah yang membuat penulis merasa bersyukur dapat berkunjung ke lokasi langsung bersama penduduk setempat yang memberikan informasi yang sangat menarik tentang keindahan sosok lain dari kepulauan seribu yang berada di Pulau Tidung.
Kesimpulan hasil perjalanan..................
Pendapat penulis secara pribadi dalam perjalanan kali ini, Pulau Tidung merupakan objek wisata yang masih sangat asri dan memiliki potensi yang masih harus banyak digali dan diperkenalkan ke dunia luas dari segi seni budaya masyarakatnya dan sejarah yang terdapat di pulau ini. Namun, keberadaan Taman Wisata Perairan yang terdapat di lokasi Pulau Tidung ini harus berpegang pada tiga prinsip dasar pada pengelolaannya, yaitu harus memiliki prinsip perlindungan, pelestarian, serta pemanfaatan yang bermaksud segala macam bentuk kegiatan yang di lakukan dalam wilayah Pulau Tidung ini harus bisa melindungi dan melestarikan segala macam bentuk sumber daya alam yang ada termasuk flora, fauna, dan situs sejarahnya, yang pada akhirnya dari segala bentuk pemanfaatan di wilayah ini mempunyai nilai tambah bagi masyarakat setempat sehingga apa yang dilakukan oleh masyarakat setempat akan berujung kepada kesejarhteraan masyarakat itu sendiri.
Dengan pemberdayaan masyarakat di pulau ini, maka dengan sendirinya akan membuka suatu peningkatan ekonomi dunia kreatifitas dalam dunia pariwisata Jakarta yang berbasis kepada ekonomi masyarakat. Dan menjadi suatu perpaduan hormonisasi antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat langsung dalam membangun daerah yang memiliki potensi besar ini. Dan Pulau Tidung ini juga dapat dijadikan objek wisata sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang bernilai tinggi dalam dunia pendidikan dan hiburan.
Untuk pengupayaan peningkatan lokasi agrowisata di Pulau Tidung merupakan langkah nyata untuk menjaga kelestarian keindahan alam di sekitar Pulau Tidung agar tidak mudah terkikis oleh laut. Dan dapat menjadi paru-paru pulau yang membangun nuansa keseimbangan ekosistem laut yang terdapat di Pulau Tidung ini.
Lanjutan cerita perjalanan.......
Waktu siang pun telah tiba, dan tibalah saat penulis untuk bergegas menuju ke dermaga Pelabuhan Batok untuk kembali ke Jakarta. Tepat jam 12.30 WIB kapal motor yang akan mengantarkan penulis untuk kembali menuju ke pelabuhan Kali Adem di Muara Angke melepas tali pengingat di bahu dermaga. Secara perlahan kapal motor pun melaju dengan waktu berjalan yang meninggalkan sebuah Pulau yang banyak memberikan informasi yang bernilai tinggi di balik sebuah keindahan alam yang dimilikinya selama ini.
Sedangkan informasi lebih lanjut penulis dapatkan dari salah seorang penduduk asli bernama Bp. Muridun yang memiliki profesi sebagai seorang guru Sekolah Menengah Atas di Pulau Tidung, sekaligus sebagai seorang pemandu wisata Pulau Tidung. Hari semakin malam dan penulis mengakhiri pembicaraan bersama para sahabat yang penulis kenal di pulau ini. Karena mata dan tubuh tidak bisa lagi diajak kompromi.
Hari ke dua.............
Pagi hari di Pulau Tidung merupakan suasana yang indah, dimana kita dapat merasakan udara tepi pantai yang segar. Udara tepi pantai pagi merupakan waktu yang tepat bagi para penderita penyakit asma untuk melakukan terapi. Hal ini mengingatkan penulis kepada sebuah cerita rekan yang memiliki keluarga yang menderita penyakit asma. Beliau sering mengajak keluarganya setiap pagi ke tepi pantai untuk melakukan terapi pernafasan di alam terbuka di pantai.
Untuk hari kedua di Pulau Tidung, penulis mendapat informasi bahwa di area Pulau Tidung Besar terdapat makam seorang tokoh yang bernama Raja Pandita. Konon pada masa penjajahan Belanda, Pulau Tidung dijadikan tempat pengasingan bagi siap saja yang membangkan kolonial Belanda.
Lanjut cerita dari sang penjaga makam......
Kedatangan utusan dari suku Tidung yang berada di Malinau, Kalimantan Timur bermaksud untuk mencari asal-usul alasan Pulau Tidung ini, dengan harapan mereka dapat menemukan keterkaitannya dengan suku mereka, serta mencari makam Raja Tidung, yaitu Raja Pandita yang tidak diketahui keberadaan makamnya.
Dan pada bulan Febuari 2011, ditemukanlah makam yang diyakini lokasi Raja Pandita dikebumikan di Pulau Tidung ini. Nama lain Raja Pandita adalah Muhammad Kaca, yaitu seorang raja dari kerajaan Tidung yang berada di Malinau, Kalimantan Timur yang pernah di asingkan di pulau ini..
Lanjut cerita.......
Pemindahan makam dimulai dengan menggali makam Raja Pandita beserta istrinya yang bernama Thea dan anaknya Hamidun. Prosesi pemindahan makam Raja Pandita menggunakan adat dan tradisi suku Tidung, kerangka ketiganya dipindahkan ke lahan pemakaman baru yang berbentuk bangunan seluas 9 x 25 meter persegi di lahan pemakaman umum Pulau Tidung.
Dan pada tanggal 3 Juli 2011, Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi dan Bupati Malina, Yansen TP meresmikan komplek pemakanan Raja Pandita, dan ditetapkannya Muhammad Kaca sebagai cagar budaya. Dan hal ini merupakan bukti sejarah yang bernilai tinggi bagi masyarakat suku Tidung, Kalimantan Timur. Lokasi area ini sudah dijadikan tempat sebagai cagar budaya di Pulau Tidung yang harus dijaga keberadaannya.
Hal ini lah yang membuat penulis merasa bersyukur dapat berkunjung ke lokasi langsung bersama penduduk setempat yang memberikan informasi yang sangat menarik tentang keindahan sosok lain dari kepulauan seribu yang berada di Pulau Tidung.
Kesimpulan hasil perjalanan..................
Pendapat penulis secara pribadi dalam perjalanan kali ini, Pulau Tidung merupakan objek wisata yang masih sangat asri dan memiliki potensi yang masih harus banyak digali dan diperkenalkan ke dunia luas dari segi seni budaya masyarakatnya dan sejarah yang terdapat di pulau ini. Namun, keberadaan Taman Wisata Perairan yang terdapat di lokasi Pulau Tidung ini harus berpegang pada tiga prinsip dasar pada pengelolaannya, yaitu harus memiliki prinsip perlindungan, pelestarian, serta pemanfaatan yang bermaksud segala macam bentuk kegiatan yang di lakukan dalam wilayah Pulau Tidung ini harus bisa melindungi dan melestarikan segala macam bentuk sumber daya alam yang ada termasuk flora, fauna, dan situs sejarahnya, yang pada akhirnya dari segala bentuk pemanfaatan di wilayah ini mempunyai nilai tambah bagi masyarakat setempat sehingga apa yang dilakukan oleh masyarakat setempat akan berujung kepada kesejarhteraan masyarakat itu sendiri.
Dengan pemberdayaan masyarakat di pulau ini, maka dengan sendirinya akan membuka suatu peningkatan ekonomi dunia kreatifitas dalam dunia pariwisata Jakarta yang berbasis kepada ekonomi masyarakat. Dan menjadi suatu perpaduan hormonisasi antara pemerintah dan masyarakat yang terlibat langsung dalam membangun daerah yang memiliki potensi besar ini. Dan Pulau Tidung ini juga dapat dijadikan objek wisata sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang bernilai tinggi dalam dunia pendidikan dan hiburan.
Untuk pengupayaan peningkatan lokasi agrowisata di Pulau Tidung merupakan langkah nyata untuk menjaga kelestarian keindahan alam di sekitar Pulau Tidung agar tidak mudah terkikis oleh laut. Dan dapat menjadi paru-paru pulau yang membangun nuansa keseimbangan ekosistem laut yang terdapat di Pulau Tidung ini.
Lanjutan cerita perjalanan.......
Waktu siang pun telah tiba, dan tibalah saat penulis untuk bergegas menuju ke dermaga Pelabuhan Batok untuk kembali ke Jakarta. Tepat jam 12.30 WIB kapal motor yang akan mengantarkan penulis untuk kembali menuju ke pelabuhan Kali Adem di Muara Angke melepas tali pengingat di bahu dermaga. Secara perlahan kapal motor pun melaju dengan waktu berjalan yang meninggalkan sebuah Pulau yang banyak memberikan informasi yang bernilai tinggi di balik sebuah keindahan alam yang dimilikinya selama ini.
Di bawah ini penulis cantumkan biaya yang dikeluarkan penulis selama melakukan perjalanan wisata ke Pulau Tidung dari Pelabuhan Kali Adem Muara Angke ala backpecker.
Rincian Biaya Ke Pulau Tidung 2 hari / 1 malam (ala backpacker)
Total................................................................................................... Rp 319.000,-
Ada pun biaya tersebut diatas tidak bisa dijadikan patokan untuk melakukan perjalanan ke Pulau Tidung. Mengenai biaya yang di keluarkan bersifat tentative tergantung keperluan dan pilihan kita dalam memilih tingkat kenyamanan perjalanan yang akan kita nikmati dalam memilih akses tarnsportasi ke Pulau Tidung, jenis penginapan serta makanan yang akan kita nikmati selama perjalanan.
Saran penulis kepada para sahabat Ejawantah Wisata bila akan mengunjungi Pulau Tidung ini, lebih baik para sahabat melakukannya bersama keluarga atau pun dengan rombongan, agar bisa merasakan suasana yang berbeda dan ongkos lebih murah.
Namun, bagi sahabat yang akan melakukan sendiri atau pun ala backpecker, pengalaman penulis bisa dijadikan refrensi untuk persiapan Anda menuju ke Pulau Tidung. Satu hal yang lebih penting, lakukanlah perjalanan wisata ke Pulau Tidung tidak pada musim hujan, agar kita bisa menikmati pemandangan yang bagus, terutama cuaca gelombang ombak yang bisa bersahabat dengan perjalanan kita.
Pulau Tidung memang mengasyikan dan banyak cerita serta pemandangan pantai yang indah akan membawa kita untuk melihat sisi kehidupan dunia luar, bagi para sahabat yang menyukai dunia petualangan sambil melakukan observasi alam dan sejarah Pulau Tidung bisa dijadikan alternatif pilihan wisata Jakarta yang menyediakan semua ini.
Semoga informasi dari pengalaman penulis ini dapat menjadi refrensi alternatif untuk para sahabat melakukan liburan di kepulauan seribu Jakarta.
Salam wisata,
- Kapal Motor Rp. 52.000,- x 2 = Rp. 104.000,-
- Penyewaan sepeda Rp. 15.000,- = Rp. 15.000,-
- Snorkelling Rp. 35.000.- = Rp. 35.000,-
- Penginapan & jasa pemandu wisata Rp. 100.000,- = Rp. 100.000,-
- Makan selama dua hari Rp. 75.000,- = Rp. 65.000,-
Total................................................................................................... Rp 319.000,-
Ada pun biaya tersebut diatas tidak bisa dijadikan patokan untuk melakukan perjalanan ke Pulau Tidung. Mengenai biaya yang di keluarkan bersifat tentative tergantung keperluan dan pilihan kita dalam memilih tingkat kenyamanan perjalanan yang akan kita nikmati dalam memilih akses tarnsportasi ke Pulau Tidung, jenis penginapan serta makanan yang akan kita nikmati selama perjalanan.
Saran penulis kepada para sahabat Ejawantah Wisata bila akan mengunjungi Pulau Tidung ini, lebih baik para sahabat melakukannya bersama keluarga atau pun dengan rombongan, agar bisa merasakan suasana yang berbeda dan ongkos lebih murah.
Namun, bagi sahabat yang akan melakukan sendiri atau pun ala backpecker, pengalaman penulis bisa dijadikan refrensi untuk persiapan Anda menuju ke Pulau Tidung. Satu hal yang lebih penting, lakukanlah perjalanan wisata ke Pulau Tidung tidak pada musim hujan, agar kita bisa menikmati pemandangan yang bagus, terutama cuaca gelombang ombak yang bisa bersahabat dengan perjalanan kita.
Pulau Tidung memang mengasyikan dan banyak cerita serta pemandangan pantai yang indah akan membawa kita untuk melihat sisi kehidupan dunia luar, bagi para sahabat yang menyukai dunia petualangan sambil melakukan observasi alam dan sejarah Pulau Tidung bisa dijadikan alternatif pilihan wisata Jakarta yang menyediakan semua ini.
Semoga informasi dari pengalaman penulis ini dapat menjadi refrensi alternatif untuk para sahabat melakukan liburan di kepulauan seribu Jakarta.
Salam wisata,
54 komentar
kalau anak-anak dibawa kesana aman kah pak?
Sangat aman Mba, Karena Pulau Tidung ombaknya tidak terlalu besar. Dan kita akan mudah meendapatkan sarana pengaman untuk main di pantainya bersama para pemandu yang terlatih di lokasi tersebut yang menyediakan alat permainan yang memenuhi stadar keselamatan. Silahkan mencoba Mba.
Salam wisata
Pemandangannya indah banget ya mas..kapan ua bisa ke sana :)
ga mahal juga tuh ongkosnya
kirain kaya ke raja ampat, pak...
tahun 2010 lalu ane dan rombongan berencana ke pulau tidung. Tapi karena dananya kurang nggak jadi. Padahal view-nya bagus banget tuh buat foto-foto narsis hehehe
Wah, kalau belum nyoba kesana kaya makan lauk tanpa garam Sob. He,,,x9 Yuk kesana.
Salam wisata
Mumpung dekat dari Jakarta, jadi bisa mai ke pulau ini Kang.he,,,x9
Salam wisata
Pakai ala backpacker aja Kang, pasti lebih murah.
Salam wisata
Wah sangat menarik nih baik ulasan maupun potretnya.. jadi pingin kesanan nih... adakah cara mudah, cepat dan murah tuk sampai kesana sob..hehehe ??
Yuk, kita kesana Sob, dengan cara seperti yang di atas bisa lebih murah, apalagi kalau dengan menggunakan kapal tradisional. He,,,x9
Salam wisata
sangat indah si tidung
menundang mata ingin berkunjung
infonya lengkap banget
jadi kerasa anget
ngebacanya
Terimakasih Mba,
Salam wisata
Dulu sewakti site saya di Pulau Untung Jawa, sering jalan-jalan. Nyesel banget karena dulu belom punya hoby motret he he.
Semoga kelak kesampaian lagi ke sana .. kangen sama Untung Jawa, Pulau Karya, Pramuka, dan Tidung tentunya..
Terima kasih ulasannya yang mengiming-iming pengen reuni lagi ke sana he he.
Salam
Sip Kang, apalagi kalau sekarang Kang Yayat bisa pergi kesana pasti akan ada banyak photo view yang imdah dan lebih menarik lagi ulasannya. He...x9
Salam wisata
Wah! Cantik sekali Pulau Tidung... Keindahan alam semulajadi dan terpelihara. Suka sangat! Ada rezeki, ingin sekali kesana.
naik sepeda keliling Tidung
itu baru sensasi luar biasa. anak-anak saya nggak pengin pulang kalo udah ke Tidung.
kalo Kang Raw pasti pulaunya lain lagi
betul
manteb bnget perjalanannya menuju pulau seribu. pgen bnget ksana jadinya...
Ngumpulkan ongkos dulu Pak, nanti kalau sudah cukup tinggal merealisasikan pikniknya
Pulau apa tuh Kang ?
Bener Kang, apalagi modelnya sepeda mini yang pakai keranjang di depan. Sekalian beli ikan dan belanja sayur untuk acara bakar-bakar di sana. He,,x9
Salam wisata
Yuk, kita kesana bareng, biar makin seru Sob.
Salam wisata
Sip Pak, nanti kalau sudah ngumpul kita bisa jalan-jalan bareng ya.
Salam wisata
Boleh Bang, silah bawa rekan dan keluarga sekalian.
Salam wsata
kalau yang berada di jabodetabek masih bisa di pertimbangkan dan murah ongkosnya, kalau luar jakarta sperti jawaa timur pasti lebih mahal jatuhnya
Betul Sob, karena ongkos dari Jawa Timur ke Jakarta harus dimasukan juga kan. He,,,x9
Salam wisata
Waw ulasannya lengkap banget >.<
Yup, Kang Andi. Ulasannya Kang Andi lebih bagus dari ini.
Semoga sukses ya kang.
Salam wisata
Pingin rasanya pergi kesana bersama keluarga menikmati keindahan Kepulauan Seribu,..terima kasih Mas share artikelnya. Salam Sukses..
Sama-sama Kang, yuk ke kepulauan seribu sama keluarga. Bisa main di pantai dan nyelam bareng sama anak loh Sob.
Salam wisata
belanda memang suka mengasingkan para pejuang indonesia yang menentang penjajahannya...contohnya panglima hitam ini, asal kalimantan, kawin dengan gadis mandar asal sulawesi tapi kuburnya ada di Pulau Tidung :-)
Bukti situs sejarah yang bernilai di balik semua keindahan panorama di kepulauan seribu yang sangat memberikan edukasi bagi para generasi muda penerus bangsa.
Salam wisata
makasih infonya. lengkap sekali dan sangat informatif.
Pulau Tidung ini memang indah ya PAk Isnuangsa juga pernah mengulasnya sama rekan goedel Mood, biayanya juga murah banget dibanding di Sulawesi
Lengkap sekali informasinya trima kasih sob,.
mantaaaaappp.... ternyata pulau tidung menyimpan banyak keindahan yg tdk kalah sama pulau2 lainnya di Indonesia yaah ....
Sama-sama Mba
Salam wisata
Terimakasih Kang semoga bermanfaat.
Salam wisata
Sama-sama Kang,
Salam
Benar Sob, ada juga wisata sejarah yng edukatifnya loh sob. yuk Main ke Tidung.
Salam wisata
enakan ke nusakambangan pak
hotel dan akomodasi gratis
transpot gratis juga dijamin aman dikawal brimob bersenjata lengkap
hahah
pake keranjang sampah kali maksudnya
haha
Wah,,,,, kalau itu objek prodeo tuh..... tapi rancananya nanti juga akan di buka kawasan di dekat Nusakembangan sebagai objek wisata, bisa di ekxplore juga sih, tapi masih pada tinggkat obrolan antar departemen pemerintahan yang terkait ang. Masih akan dilihat dampak sosialnya. Itu informasi dari pemberitaan yg pernah diangkat di media elektronik sih.
Kalau pakai keranjang sampah itu bisa sekalian melakukan aksi bersih-bersih di pantainya Kang, makanya pantainya cakep kan, itu karena bersih. He,,,x9
Salam wisata
wah ada juga lho nama Pulau Tidung di Kalimantan Utara, yang diambil dari nama Suku Dayak Tidung - ternyata di Kepulauan Seribu ada juga - jadi ingin berkunjung ke sana...
trims kunjungannya sahabat wisata, insya allah akan menikmati keindahan Pulau Seribu...kapan-kapan he...he... soalnya hobby juga jalan..
Yuk ke Tidung Pak, melihat dan mengenal lebih dekat pulau ini dari sedut pandang yang berbeda,
Salam wisata
Sama-sama Pak, silahkan Pak,
Salam wisata,
wah selamat mengikuti lomba...
sy juga sih sudah buat postnya dari kemaren kemaren,, tapi nanti di akhir" baru sy terbitkan dan submit
ulasannya paket lengkap banget pak,
jd makin pengen deh jln2 ke pulau 1000. Klo bisa seminggu di sana...sesutau banget deh.
#sukses ya pak
Semoga bermanfaat informasinya.
Salam wisata
Sama-sama Sob,
Salam wisata
yap salam wisata
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed