Kata "Bromo" juga bisa mengasosiasikan kepada suatu kawasan tempat bermukimnya orang-orang Tengger. Dimana Suku Tengger merupakan kelompok suku Jawa terakhir yang menganut kepercayaan Hindu Jawa yang dipengaruhi oleh agama Buddha dan kepercayaan animisme dan dinanisme.
Menurut catatan sejarah masyarakat Tengger, adanya perubahan politik pada akhir abad 15-16 menyebabkan sebagian besar orang Majapahit terpaksa harus mnyingkir ke Blambangan dan pada akhirnya mereka menyeberang ke Bali.
Bromo sebagai salah satu gunung berapi yang masih aktif, terletak di ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia. Dimana kita bisa menjumpai beberapa tempat seperti Segara Wedhi atau Lautan Pasir, gunung Batok, gunung Widodaren, dan Hamparan Padang Savana di Bromo.
Di mana kegiatan religi di Bromo sudah menjadi ciri khas yang menempel dalam benak ingatan masyarakat dunia internasional, seperti upacara Kasada, upacara Karo, Unan-unan dan sebagainya. Proses geologis terbentuknya kawasan Bromo selama beribu-ribu tahun yang menghasilkan hamparan pemandangan di kawasan Gunung Bromo sebagai salah satu tempat terindah di dunia.
Bromo banyak menyimpan potensi wisata yang dapat meperdayakan masyarakatnya, tentunya hal ini sangat berbeda dibanding daerah wisata lainnya. Mulai dari wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, hingga wisata seni dan budaya.
Dalam catatan penulis pada saat berkunjung di daerah Bromo, kawasan ini tercatat sebagai tempat populasi Jip Toyota FJ-40 terbanyak di dunia (lebih dari 300 kendaraan) yang terkonsentrasi dalam suatu kawasan yang terorganisir untuk melayani para tamu wisatawan yang hadir dikawasan tersebut.
Tidak sekedar itu saja. Kitab Nagara Kretagama keterangan Mpu Prapanca yang disebut juga Desa Warnana menceritakan tentang perjalanan Raja Majapahit bernama Hayam Wuruk dan Mahapatihnya Gajah Mada beserta rombongan besarnya menjelajah kota-kota dan desa-desa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Nagara Kretagama bukan hanya sebuah karya sastra semata, namun juga merupakan sebuah reportase dan catatan perjalanan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pada masa keemasannya. Berkaitan dengan hal tersebut, Mpu Prapanca bisa dikatakan tidak hanya sebagai seorang sastrawan, namun dia sekaligus juga sebagai seorang jurnalis yang handal.
Mpu Prapanca mampu menggambarkan suasana perjalanan dan mencatat hal-hal yang dilihatnya dengan sangat teliti. Dengan kecermatannya beliau mencatat siapa saja yang hadir, dan menggunakan kendaara apa saja, serta pakaian apa yang yang dipergunakannya, semua tercatat rapih dalam satu catatan.
Mpu Prapanca bahkan mampu mengungkapkan suasana kemeriahan pestaraya, mulai dari persiapan yang dilakukan oleh rakyat dengan membawa bahan makanan, hewan, dan rempah-rempah serta cara menghidangkannya, hingga seni tari dan paduan suara yang ditampilkan dalam pestaray tersebut.
Sepeti diketahui dalam catatan sejarah. Perjalanan Raja Hayam Wuruk ke wilayah kekuasaan di Jawa Timur dimulai dari pusat kerajaan di trowulan, Mojokerto melewati kota-kota pesisir seperti Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Porong, Surabaya, Lasem, Malang, Kediri dan sebagainya.
Pada tahun 1275 Saka atau 1353 Masehi Baginda Raja Hayam Wuruk pergi ke Pajang, tahun 1354 Masehi beliau pergi ke Lasem. Tahun 1357 Masehi Raja Hayam Wuruk bercengkrama ke Laut Selatan singgah di Lodaya dan Tetu di Sideman.
Pada tahun 1379 Masehi (bulan Juli-Agustus) Raja Hayam Wuruk berkunjung ke Lumajang. Pada tahun 1380 Masehi beliau pergi ke Tirib dan Sempur. Pada tahun 1381 Maehi beliau ke Palah, dan pada tahun 1382 Masehi beliau mengadakan Pestaraya Srada. Dan terakhir pada tahun 1383 Masehi bilau ziarah ke Simping.
Setiap melewati tempat-tempat tersebut Raja Hayam Wuruk selalu disambut dngan meriahdan pesat besar. Pestaraya yang menampilkan pertunjukan kesenian dan hidangan yang melimpah ruah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh sisa-sisa kesenian dan seni boga yang berakar pada jaman Majapahit tersebut masih meninggalkan pengaruh pada seni tari dan seni boga makanan tradisional di kawasan Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, Malang, Porong, Surabaya dan sekitarnya.
Konon kesenian Jaran Kepang, Jaran Bodag (kesenian khas Probolinggo), Reog , dan makanan seperti rawon, sate ayam, sate kambing, rujak cingur merupakan seni rakyat dan makanan yang berakar dari tradisi pada masa Majapahit.
Suasana pestaraya bak menyambut kedatangan rombongan Raja Hayam Wuruk inilah yang akan dicoba untuk ditampilkan kembali dalam Pestaraya Bromo. Meskipun demikian festiaal atau pestaraya yang akan digelar tersebut tidak sebagai Festival Majapahit atau Pestaraya Majapahit.
Festival atau Pestaraya ini disebut sebagai Pestaraya Bromo sebagai apresiasi untuk suku Tengger yang mendiami kawasan Bromo. Jejak sejarah Kerjaan Majapahit yang merupakan warisan sejarah berupa sisa-sisa keraton, candi, dan benda-benda lainnya. Namu, tidak dapat dipungkiri bahwa suku Tengger-lah yang merupakan satu-satunya pewaris hidup dari Kerajaan Majapahit.
Bagi sahabat dan pecinta Ejawantah Wisata yang akan berkujung ke Bromo, Festval Majapahit atau Pestaraya Bromo 2013 akan diadakan pada tanggal 23-30 Juni 2013 ini.. Disana kita dapat menyaksikan suatu pagelaran seni budaya hasil liputan perjalanan Kerajaan Majapahit yang dicatat oleh seorang jurnalis Mpu Prapanca yang bernuansa etnik dan bernilai tinggi dengan khasana nilai luhur cikal bakal lahirnya suatu negara besar yang dapat mempersatukan pelosok Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Salam Wisata,
Sumber :
probolinggo.go.id
24 komentar
salam, terima kasih atas infonya. menarik sekali ya suku tengger dan gunung bromonya, jadi kepengen kesana nih.
Ijin share ya boss ke Etalase Blogger.
Memperjelas dari beberapa yang saya dengar hubungan antara Trowulan, Bromo dan Bali serta keberadaan suku Tengger. Terima kasih Pak atas penjelasannya.
Btw ... 23 - 30 Juni ? Keknya menarik untuk ke sana ... lihat jadwal he he.
Trims.
Salam
bagus pak ulasan bromonya
foto bersaraung di atas dengan background gunung itu di ambil dari sebelah selatan gunung ya,
kalau diambil dari sisi timur yang terdapat tangga naik ke kawah bromo pasti lebih eksotis. karena selain pencahayaan waktu pagi bagus, background tangga juga keren.
saya 7 tahun yg lalu waktu syuting video klip kesana pernah ambil gambar itu, tapi tak cari cari ga ketemu. mungkin ikut hangus dihardis yang kebakar kali..
kebetulan nih pak, Insya Alloh dalam minggu-minggu ini anak-anak berencana ngajak ke Bromo tinggal nunggu raportan dan liburan. Matur suwun penjelasan komplitnya
kapan ya saya bisa ke Bromo
Kisah sejarah yang menarik mas....
Baik dari cerita gunung dan suku nya.. :)
kapan ya bisa ke bromo?
Silahkan Kang, semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang kebesaran sejarah dari bangsa Indonesia yang memiliki nilai besar.
Salam wisata
Ya Mas, karena hal ini masih banyak dari masyarakat kita yang belum mengetahui kisah sebenarnya dari upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tengger. Semoga bermanfaat untuk generasi bangsa Indonesia.
Salam wisata
Benar Pak, kalau pengambilan gambarnya dari sisi Timur terlihat background anak tangga menuju ke kawah Bromo, namun ini gambar diambil setelah perisriwa Bromo batuk Pak. Jadi anak tangganya masih tertutup debu. Makanya diambil dari arah yang berlawanan dengan latar belakang gunung batok (kalau gak salah).
Terimakasih atas penambahan lokasi pengambilan gambar dengan backgroud view yang baik di lokasi ini Pak. Hal ini dapat menambah pengetahuan para sahabat-sahabat yang mencintai dunia photograper atau movie maker.
Salam wisata
Back to Bromo Pak Ies, mengenang masa muda. Semoga bisa menambah pengetahuan kita untuk memberikan penjelasan kepada anak-anak kita dalam mengisi perjalanan wisata yang memiliki nilai edukatifnya.
Salam wisata
Yuk ke Bromo Mba, asyik loh di sana.
Salam wisata
dari gambarnya, memang cantik pemandangan Gunung Bromo ni.
wow berarti bali ada pengaruh jawa juga berarti yo...
kapan ya bisa ke bromo :(
wah cantik banget gan tempat nya kapan-kapan saya akan berkunjung ke sana itu pun jika saya punya uang.
hahaha..
terimakasih gan atas info nya.
Insya Allah suatu saat nanti saya diberi kesempatan oleh Allah menyaksikan Festival Majapahit ini, Pak Indra..Sepertinya menarik banget..
Aku suka takjub sama photo-photo Bromo, indah dan sejuk banget kayanya. Kadang di sudut-seudut tertentu malah terlihat seperti di luar negri. Ternyata ini salah satu keindahan di negri sendiri. Mudah-mudahan bisa menikmati langsung keindahannya di sana ^^.
Yups..... benar sekali Kang, apalagi bila kita kesana dapat menggali segala infromasi yang menarik untuk dapat diperkenalkan dari sudut kaca mata yang berbeda.
Salam wisata
Yuk, ke Bromo.
Salam wisata
Bukan hanya keindahan alam yang akan kita dapatkan di lokasi ini, namun akan banyak cerita dan budaya sejarah yang dapat digali di lokasi ini Kang.
Salam wisata
Bila melihat dari perjalanan sejarah budayanya seperti itu Kang.
Salam wisata
Yuk, ke Bromo.
Salam wisata
Sangat menarik Mba, dan dapat digali dari sudut kacamata yang berbeda. Dari segi budaya dan kuliner di mana satu daerah dengan daerah yang lainnya dapat salaing berhubungan satu dengan yang lainnya.
Salam wisata
Iya Mba, nanti saya tunggu hasil reportase Mba Niken dari sana ya. Pasti lebih seru dalam menggalinya.
Salam wisata
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed