DIBALIK KISAH MUSEUM SISA HARTAKU DI BAWAH KAKI GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA

Yogyakarta yang terkenal dengan wisata budaya dan sejarah, kini menampilkan suatu fenomena konsep baru perjalanan wisata alam vulcanologi yang dapat dinikmati oleh para wisatawan dalam dan luar negeri yang banyak memberikan informasi dan suguhan menarik untuk para wisatawan.

Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 merupakan letusan gunung berapi dalam kurun waktu 140 tahun aktivitasnya. Letusan yang terjadi pada bulan September akhir 2010 yang menyebabkan letusan puncak pada hari Selasa,  26 Oktober 2010 yang menewaskan sedikitnya 165 orang, termasuk juru kunci Merapi Mbah Maridjan.

Saat itu, karakter letusan Merapi eksplosif vertikal dengan ketinggian awan panas mencapai 7,5 km. Akibat pengaruh angin, awan panas meluncur turun dan menghanguskan wilayah-wilayah yang ada di bawahnya dalam radius 20 km.

Tiga tahun berselang pasca kejadian Gunung Merapi meletus, kawasan terdampak erupsi Merapi telah dibenahi, meski belum sepenuhnya. Banyak puing bangunan yang masih tersisa di lokasi. Namun yang paling penting dari itu semua, para korban yang selamat telah menempati hunian baru di kawasan relokasi bencana yang jauh dari zona bahaya.

Secara perlahan dengan berjalanannya waktu, geliat perekonomian warga di kawasan Merapi pun mulai bangkit. Warga menciptakan berbagai inisiatif usaha yang dapat memberikan penghasilan. Banyak warga yang mendirikan warung tenda sederhana yang menjual camilan dan makanan khas Yogyakarta.

Warung-warung sederhana yang berdiri dilokasi ini sangat mendukung objek-objek wisata baru yang tercipta pasca erupsi, salah satu wisata yang menarik untuk dinikmati bagi pecinta wisata alam yang memiliki konsep petualangan di daerah Yogyakarta yaitu Wisata Lahar Merapi.

Menelusuri area lokasi Gunung Merapi yang tersapu awan panas dengan menggunakan kendaraan jeep yang dikemudikan oleh para pemandu wisata lokal yang terlatih, merupakan perjalanan wisata alam yang sangat mengasyikan dan penuh tantangan yang mengharukan dengan melihat rumah-rumah yang menjadi korban erupsi Merapi.

Berdiri di hadapan gerbang mini berhiaskan tulang belulang hewan yang turut menjadi korban dari erupsi awan panas dari letusan Gunung Merapi, hal ini bisa membawa kita dalam suasana detik-detik saat letusan Gunung Merapi terjadi dan awan panas meluncur dengan cepatnya ke lokasi tersebut untuk menyapu habis desa-desa yang dilaluinya dengan suhu 400 derajat celcius.

Tidak jauh dari lokasi pintu gerbang mungil  yang berada di pinggir sungai Gendol kita akan menemukan sebuah batu besar unik, masyarakat setempat memberi nama "Batu Alien". Dikarenakan batu ini menyerupai wajah yang memiliki bagian mata, hidung, dan telinga. Dimana batu ini dipercaya merupakan sebuah batu lontaran dari kawah Gunung Merapi yang berjarak 5 km dari kawasan lokasi batu ini berdiri.

Menyisir dikawasan lokasi ini, ada sebuah pemandangan unik yang menyimpan cerita sejarah dari sebuah keluarga kecil yang menjadi lokasi rumahnya sebagai museum untuk menjadikan sebuah sumber cerita dengan barang-barang milik pribadinya yang terkena erupsi letusan Gunung Merapi.

"Museum Sisa Hartaku"  itulah sebuah nama yang diberikan oleh keluarga Bapak Kimin dan Ibu Wati. Bersama keempat orang anaknya, mereka selamat dan megungsi ke lokasi aman. Dan atas inisiatif anak sulungnya, bekas rumah mereka dibuka untuk umum dan dijadikan sebuah Museum sebagai saksi sejarah sisa-sisa hasil sapuan awan panas pasca erupsi Gunung Merapi.

Di Muerum Sisa Hartaku milik keluarga bapak Kimin dan ibu Wati ini kita dapat melihat barang-barang milik keluarga tersebut dari pakaian, alat makan, sepeda motor, mebel, bahkan hewan peliharaan keluarag ini yang tidak luput dari sapuan awan panas Gunung Merapi.

Hal menarik dari Museum Sisa Hartaku, kita dapat menemui sebuah jam dinding yang masih menempel di dinding rumah keluarga Bapak Kimin yang jarum-jarumnya sudah lengket menempel dan berhenti di angka 00:05. Dimana jam ini merupakan salah satu bukti yang menunjukan kejadian pada saat waktu awan panas menyambangi desa tersebut.

Cerita pada saat kejadian letusan Gunung Merapi pun kita akan dapatkan dari saksi yang masih terdapat dilokasi tersebut. Rasa pilu dan haru bercampur dalam menyimak kisah nyata dari masyarakat setempat. Namun, dari perjalanan wisata kali ini ada hal psotitif yang kita dapatkan dari kehidupan masyarakat di lokasi ini.

Dengan keterbatasan yang masyarakat Gunung Merapi ini miliki, mereka dapat bahu membahu untuk bangkit dari keterpurukan dengan bekretif dan berinovasi dengan pengembagan daerah tersebut untuk dijadikan objek wisata yang tidak kalah menarik dengan objek wisata lainnya yang ada di Yogyakarta.

Semoga sajian arikel ini dapat menjadi pilihan perjalanan wisata para sahabat dan pecinta Ejawantah Wisata dalam memilih objek wisata yang terdapat di Yogyakarta dalam mengisi waktu liburan bersama keluarga dan orang-orang yang Anda sayangi.

Bagi para sahabat yang akan berwisata ke tempay wisata ini, ada baiknya para sahabat dan pecinta Ejawantah Wisata mengingap di kawasan daerah sekitar Merapi Yogyakarta dengan mengunjungi halaman pemesanan penginapan Hotel di Mount Marapi



Salam wisata,  
Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma Sejati - Describe about us

Website blog ini berisikan informasi tempat wisata yang indah, kaya dengan panorama keindahan alam, flora, fauna, kuliner seni, dan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Dengan sarana akses reservasi hotel atau penginapan, sewa mobil, dan tiket pesawat secara online. Info dunia traveling. yang kami kutip dari berbagai pengalaman pribadi dan beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

12 komentar

Nampaknya Museum ini perlu dikunjungi ya Sob, Gunung Merapi bagi masyarakat Jawa memang menyimpan beragam cerita dan filosofi.

masih ingat lagi kisah Gunung Merapi, hampir hari-hari ada dalam berita tv sebelum dan selepas meletusnya.

Lebih asyik mengunjungi Museum yang ini, dan kita bisa langsung mendengar dari kisah sang pemilikinya langsung dari warga setempat yang mengalami tragedi pada waktu tersebut.

Salam wisata

Saya kalau inget musibah merapi, miris sendiri Pak. Gak tega :(

Apalagi kalau kita bisa berkunjung ke lokasi ini kang, kita akan mendapatkan cerita yang menarik dari beberapa versi cerita masyarakat setempat. Seru dan penuh dengan cerita pilu yang menegangkan.

Salam wisata

Benar mba Esti, untuk itulah kawasan artikel ini dibuat untuk memperkenalkan suatu kondep yang sedang dilakukan oleh masyarakat setempat diwilayah yang terkena erupsi awan panas untuk dijadikan objek wisata vulkanologi gunung berapi.

Dan bagi para pengunjung bisa lebih dekat melihat serta menyaksikan apa yang selama ini di saksikannya dan diberitakan oleh media masa, dan media pemberitaan lainnya.

Dengan kesederhanaan masyarakat setempat mereka masih memiliki semangat untuk bangkit dengan sebuah konsep baru yang berinvasi dalam hal positif di wilayah mereka.

Salam wisata

jawa betul-betul menarik ya Pak sayang belu ada kesempatan mengunjunginya satu lagi tempat yang sangat menarik diperkenalkan oleh bapak terimakasih

Silahkan Bang, nanti bisa mampir kemari pada saat berkunjung ke Yogyakarta.

Salam wisata

wah jadi pengen ke sana nih, bener2 menarik... udah sempet ke daerah gunung merapi tapi belom untuk yang satu ini :) mungkin kapan2 kalau ada waktu...

Kalau ke Yogya, bisa mampir lagi Sob. Lihat dan rasakan secara langsung semangat dari cerita warga setempat untuk membangun daerah ini kembali dengan kesederhaan mereka.

Salam wisata

di sana sekarang sudah menghijau bukan?
saya segera kesana, Insya Allah.

Amiiiin..... Mas kalau ke sana saya tunggu liputan terakhirnya ya.

Salam wisata

Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus