KELENTENG SAM POO KONG SEMARANG

Kelenteng Sam Poo Kong atau Laksamana Cheng Ho merupakan seorang tokoh penjelajah besar pada jaman Dinasti Ming dari negeri Tionghoa. Dimana kedua nama tersebut merupakan satu tokoh yang sering disebut-sebut para wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Kelenteng Sam Poo Kong beralamat di Jalan Simongan Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Lokasi Kelenteng Sam Poo Kong ini berjarak -/+ 15 menit dari pusat Kota Semarang, dan dari bandara Achmad Yani kota Semarang dengan menggunakan kendaraan mobil. Dan tidak terlalu sulit untuk menemukan lokasi kelenteng ini di daerah Kota Semarang. Karena Kelenteng Sam Poo Kong merupakan salah satu icon obyek wisata yang berada di Semarang setelah Kota Lama Semarang dan Lawang Sewu.

Kekaguman pada saat melihat sebuah sosok bangunan megah dari halaman parkir kendaraan terasa langsung menusuk kalbu. Dari data informasi yang penulis dapatkan Kelenteng Sam Poo Kong merupakan kelenteng tertua yang berada di Semarang, Jawa Tengah.

Dan dari catatan sejarah Kelenteng Sam Poo Kong ini dulunya merupakan bangunan masjid, dan merupakan tempat petilasan pendaratan pertama seorang Laksamana berasal dari Tiongkok yang beragama Islam, beliau bernama Zheng He atau Cheng Ho. Hal ini diperkuat oleh sebuah tanda yang menunjukan berciri keislamanan yang berbunyi : "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an". sumber

Kelenteng Cheng Ho lebih dikenal daripada nama aslinya Kelenteng Sam Poo Kong, seperti yang tertulis di atas pintu gerbang masuk. Warga sekitar mengenalnya sebagai Kelenteng Gang Pinggir. Hal ini mungkin dikarenakan letak kelenteng ini berada di daerah pinggir sungai.

Komplek Klenteng Sam Poo Kong diperkirakan dibangun pada abad ke-15, setelah kedatangan Sam Poo Tay Djien (Cheng Ho) di Jawa. Pendaratan tersebut dilakukan di pelabuhan pada awal abad ke-15 yang terletak di Simongan. 

Hal menarik yang penulis temukan dalam penelusuran kali ini adalah adanya sebuah mitos yang beredar di masyarakat bahwa dulunya Laksamana Cheng Ho yang berlayar ke Jawa dalam misi persahabatan mengalami masalah dengan kapalnya di sungai tersebut. Lalu beliau membangun sebuah kuil peribadatan di dekat pinggir sungai.

Namun, mitos yang beredar di tengah masyarakat ini bila kita kaji melalui sejarah perjalanan Kelenteng Sam Poo Kong sebenarnya sangatlah bertolak belakang. Dari sebuah catatan sejarah bersumber informasi yang terdapat di dalam batu prasasti yang terpasang di bawah patung Laksamana Cheng Ho tertulis singkat tentang otobiografi tentang siapa Laksaman Cheng Ho.

Menelusuri bangunan Kelenteng Sam Poo Kong secara perlahan sambil memperhatikans bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina yang menarik dari setiap sisi bangunan yang ada merupakan salah satu petualangan yang mengasyikan di area kelentang ini.

Bangunan-bangunan Kelenteng Sam Poo Kong terlihat menyerupai sebuah anjungan beratap limasan dengan bidang atap dan bubungan yang dilengkungkan ke atas, dengan penutup atap yang terbuat dari seng bergelombang.

Lanjut...........
Dimana dalam area Kelenteng Sam Poo Kong  kita akan menemukan sejumlah anjungan, yaitu sebuah bangunan pemujaan utama yang merupakan Kelenteng Besar dan Gua Sam Poo Kong. Informasi yang penulis dapat dari petugas dilokasi ini bahwa Gua Sam Poo Kong memiliki mata air yang tidak pernah kering.

Bangunan-bangunan Kelenteng Sam Poo Kong ini merupakan banguan tunggal beratap susun. Dan berbeda dengan jenis kelenteng yang ada di Pecinan. Kelenteng Sam Poo Kong tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po. Dan Gua Sam Poo Kong terletak dekat dengan ruang pemujaan Sam Po. Bila dilihat dari depan gua tersebut berhiaskan sepasang naga dengan bola api yang terletak di atas ambang pintu masuk yang sempit.

Lanjut...............
Di sisi kanan Kelenteng Besar terdapat Kelenteng Tho Tee Kong, tempat-tempat pemujaan Kyai Juru Mudi, Kyai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi, dan Mbah Kyai Tumpeng. Pemberian nama-nama tempat pemujaan tersebut berdasarkan benda atau pun nama orang kepercayaan Cheng Ho. Contoh yang penulis dapatkan misalnya nama Kyai Cundrik Bumi, ini berasal dari tempat penyimpanan senjata pasukan Cheng Ho.

Tempat pemujaan Kyai Jurumudi di area Kelenteng Sam Poo Kong  dipercaya sebagai makam Wang Jing Hong, wakil Cheng Ho dalam pelayarannya. Bangunan makamnya merupakan banguanan sederhana beratap pelana. Pintu masuknya terletak di tengah dan di kedua sisinya terdapat jendela bundar. Di bawah kedua jendela bundar terdapat lukisan berwarna yang mengisahkan perjalanan pelayaran Sam Poo Kong.

Terlepas dari sebuah perjalanan sejarah dan nama besar Laksamana Cheng Ho di area komplek Klenteng Sam Poo Kong ini, kita bisa menikmati setiap sudut bangunan dengan lensa kamera untuk mengabadikan momen-momen indah yang terdapat di dalam area komplek ini. Seperti yang penulis temukan di salah satu sudut mengarah pintu keluar ada sebuah bangunan musholah kecil yang disediakan oleh pengelola untuk para pengunjung yang beragama Islam dalam melakukan ibadah. Sebuah cermin harmonisasi kerukunan umat beragama yang terlihat dalam satu area bangunan bergaya arsitektur Cina.

Dengan melihat dan memperhatikan setiap pesan yang terurai dalam sebuah pesan yang dapat kita tangkap di setiap perjalanan wisata, maka semakin banyak pula wawasan pengetahuan kita untuk bertambah.  Selamat menikmati perjalanan wisata di Klenteng Sam Poo Kong Semarang, dan ikuti perjalanan wisata penulis lainnya di Tempat wisata Semarang



Salam wisata,
Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma Sejati - Describe about us

Website blog ini berisikan informasi tempat wisata yang indah, kaya dengan panorama keindahan alam, flora, fauna, kuliner seni, dan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Dengan sarana akses reservasi hotel atau penginapan, sewa mobil, dan tiket pesawat secara online. Info dunia traveling. yang kami kutip dari berbagai pengalaman pribadi dan beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

10 komentar

saya pernah kesana pak waktu ke semarang :)

Asyik dong Mba, tentunya senang ya Mba bisa ke sana bersama keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.

Salam wisata

Duh, keren banget ini, Mas. Udah pernah ke Semarang, tapi belum sampai sini, hiks. Trims infonya, Mas Indra, dicatet untuk dikunjungi nanti kalo ke Semarang lagi. :)

Kisah sang Laksamana juga begitu sukses mengukir sejarah, ya Mas? :)

Silahkan Mba, semoga bermanfaat dalam berbagi informasi.

Salam wisata

jadi ini,,, kelenteng cheng ho yang terkenal d berbagai macam negara khususnya tionghoa,,,

saya belum pnah ksana mas,

Yups,,,,,, kalau ke Semarang mampir ya Mba.

Salam wisata

Aku sudah ke sini, Pak Indra. Takjub pada kemegahan bangunan kuilnya. Namun belum sempat menuliskan di blog saya :)

Kalau begitu nanti hasil reportase dari kunjungannya saya tunggu ya Mba, pastinya lebih seru kalau Mba Evi yang menuangkan dalam tulisan dan photo-photonya.

Salam wisata,

toleransi atas pluralisasi keagamaan yang mantap, pak
coba kalo sekarang kita bisa begitu dan tidak saling memaksakan kehendak ke orang lain yang beda keyakinan..

Benar Kang, inilah yang unik dari Indonesia walau berbeda keyakinan dan tetap bisa menyatu dalam satu area. tanpa saling mengganggu, namun saling melengkapi. Terlihat sangat jelas dengan apa yang menjadi dasar pedoman apa yang diajarkan setiap agama.

Salam wisata

Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus