MENIKMATI RUMAH ADAT BALUK

Menikmati Rumah Adat Baluk yang merupakan rumah adat dari suku Dayak Bidayuh, Kalimantan Barat. Sebuah bangunan rumah yang di bangun dengan batang-batang pohon sebagai penyanggah, dan dari bangunan rumahnya terlihat berkonsep arsitektur tradisional yang unik dan masih alami

Bangunan ini menjulang tingi, dan untuk sampai di sana kita harus melewati anak tangga yang terbuat dari kayu dan batang bambu sebagai pegangan untuk membantu kita hingga sampai di pelataran bangunan yang tinggi tersebut.

Bentuk bangunan rumah adat Baluk ini konon memiliki diameter +/- 10 meter, dan ketinggian tiang kayu penyanggah bangunannya memiliki ketinggian +/- 12 meter sekitar 20 batang kayu lebih. Rumah adat Baluk ini merupakan gambaran kedudukan dari seorang Kamang Triyuh yang menjadi panutan dan harus dihormati bagi masyarakat suku Dayak Bidayuh.

Menelisik lebih jauh tentang budaya dan tradisi dari masyarakat suku Dayak Bidayuh, saya mendapatkan informasi pada saat berkunjung di tempat wisata budaya anjungan Kalimantan Barat TMII, bahwa kegiatan ritual dari masyarakat tersebut salah satunya adalah Nyobeng. Di mana ritual tradisi masyarakat Nyobeng ini merupakan salah satu upacara adat Hliniau sebagai bentuk permohonan keberkatan, kesejahteraan, dan kedamaian yang diperuntukan bagi kaum lelakinya, sedangkan untuk kaum wanitanya bersama Nambok. Permohonan ritual tradisi ini ditunjukan kepada Sang Pencipta alam semesta.

Bila teman-teman dan pembaca setia Ejawantah Wisata ingin melihat dan menyaksikan rumah adat baluk dengan kehidupan masyarakat suku asli Dayak Bidayuh teman-teman bisa berkunjung langsung ke daerah kawasan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Di daerah tersebut kita bisa langsung menikmati keindahan tradisi dan budaya masyarakatnya yang masih kental dan akan banyak pembelajran yang bisa kita ambil dari sisi positifnya, di mana hal ini merupakan salah satu bagian kekayaan tradisi dan budaya Indonesia yang beragam corak dan warna.

Menikmati Rumah Adat Baluk mengingatkan akan sebuah pembelajaran kita sebagai manusia, yang selalu dapat menyatukan diri dengan alam dan memiliki rasa menghormati akan seorang pemimpinnya tanpa harus menjelekan pimpinankepala suku adat yang telah di tunjuk  melalui proses musyawarah mufakat. Sebuah pembelajran yang selalu memiliki pesan moral dan noma dalam membangun dan mencipkan sebuah kehidupan harmonisasi demi keindahan kepanutan dalam hidup berbangsa dan bernegara yang selalu di ajarkan kepada kita semua.



Salam wisata,