Benteng Vredeburg didirikan pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I (HB I) atas permintaan pemerintah Belanda. Maksud Belanda adalah untuk menjaga keamanan Sultan Yogyakarta. Dan menurut informasi yang penulis dapatkan dari pihak penerangan Museum Benteng Vredeburg mengenai fungsi dan awal kegunaan Benteng Vredeburg ini di bangun adalah, agar Belanda dapat mudah memantau gerak-gerik Sultan. Karena pada waktu itu di dalam Benteng ada meriam yang mengarah ke Kraton Yogyakarta.
Bentuk awal bangunan Benteng Vrederburg sangat sederhana, berbentuk bujur sangkar dengan tempat penjagaan bastion di setiap sudut. masing-masing bastion bernama Jayawisesa (barat laut), Jayapurusa (timur laut), Jayaprakosaningprang (barat daya), Jayaprayitna (tenggara).
Pada jaman Gubernur Belanda W.H Ossenberg, bangunan ini diusulkan agar dibuat pemanen, dengan suatu alasan agar keamanan lebih terjamin. Maka dimulailah penyempurnaan benteng yang ternyata memakan wkatu yang tidak sedikit, yakni dari tahun 1769 sampai dengan 1787. Setelah selesai disempurnakan benteng ini diberinama Rustenburg yang berarti "benteng peristirahatan".
Rustenburg yang sempat dijadikan markas pertahanan VOC ini mengalami kerusakan ketika Yogyakarta dilanda gempa pada tahun 1867. Setelah diadakan peraikan, Rustenburg diberi nama baru, yaitu "Vredeburg" yang berarti "benteng perdamaian".
Nama Vredeburg menunjukkan bahwa hubungan Belanda dan Keraton Yogyakarta memang tidak pernah akur, bahkan saling menyerang. Meriam yang diarahkan ke Keraton ini disiagakan lagi pada masa revolusi, tepatnya Desember 1948, ketika Yogyakarta jadi ibu Kota Negara Republik Indonesia. Saat itu, Sultan Hamengku Buwono IX (HB IX) menyediakan Keraton sebagai tempat gerilyawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkumpul. Para perwisra banyak yang menyamar menjadi abdi dalem Kerton Yogyakarta pada waktu itu.
Strategi itu digunakan oleh Sultan dikarenakan Sultan tahu bahwa Keraton tempat yang aman bagi gerilyawan dan tidak akan diserang Belanda, dan Sultan HB IX tahu karena Ratu Wilhelmina di Belanda sudah berpesan kepada tentara Belanda untuk tidak mengganggu Sultan dan teman-temannya. Maka terbungkamlah meriam yang selama ini dipersiapkan oleh Belanda di Benteng Vredeburg.
Dalam catatatan informasi yang penulis dapatkan mengenai benteng Vredeburg paska kemerdekaan, benteng vredeburg pernah menajdi markas Garnizun 072 serta Tentara Nasional Indonesia Batalion Infanteri 403. Pada tahun 1981, bangunan ini baru ditetapkan sebagai benda cagar budaya, dan mulai pada tahun 1992 secara resmi ditetapkan sebagai Museum Khusus Sejarah Sejarah Perjuangan Nasional Museum Benteng Vrederburg Yogyakarta.
Di seberang Benteng Vrederburd terdapat Gedung Agung yang masa revolusi dulu merupakan Istana Presiden Republik Indonesia, ketika Yogyakarta menjadi Ibu Kota Indonesia pada tahun 1946 - 1949. Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg kita bukan hanya melihat diorama dan foto dari masa Pangeran Diponegoro hingga masa revolusi, namun kita juga dapat mengamati betapa bangunan tua tersebut demikian terawatnya, taman yang indah dan rapi berikut tersedianya bangku yaman yang terbuat dari beton. Cat dindingnya terus diperbaruhi dan tidak dibiarkan menjadi lusuh.
Pada setiap bangunan di dalam lokasi Benteng Vredeburg tertempel keterangan fungsi bangunan tersebut sebelumnya, seperti gudang mesiu, gudang senjata berat, perumahan perwira, gedung pengapit, dan pintu gerbang. Gedung apit yang dulunya merupakan kantor administrasi kompleks Benteng Vredeburg, dan banguanan ini merupakan bentuk aslinya dengan segala ornamen gaya Yunani masa Renaisans, yang menunjukkan usianya lebih tua dibandingkan bangunan lainnya.
Kita bisa berkeliling di atas dinding Benteng Vredeburg. Dengan memperhatikan dinding ruang pengintaian yang bopeng bekas peluru tembakan. Dan dari atas Benteng Vredeburg kita bisa melepas pemandangan sekeliling kita untuk melihat pemandangan.
Bila kita lelah berkeliling Benteng Vredeburg maka kita bisa beristirahat di sekeliling Benteng Vredeburg yang ditanami pohon rimbun di atas Benteng Vredeburg sambil melihat lalu lintas Kota Yogyakarta dan keindahan gedung-gedung tua di perempatan Jalan Ahmad Yani, Yogyakarta.
Bagi Anda yang akan mengunjungi Yogyakarta ada baiknya Anda melakukan reservasi penginapan atau pun hotel terlebih dahulu secara onine. Karena Yogyakarta merupakan Kota Objek Wisata yang selalu dipenuhi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara (wisatawan asing) yang melakukan perjalanan wisata menuju Yogyakarta. Dan hal ini dapat mempermudah perjalanan wisata Anda. Dan jangan lupa nikmati objek wisata Museum Hidup Kebudayaan Jawa yang ada di Kota Yogyakarta.
Salam Wisata,
Refrensi :
Yogyakarta Hostel Backpakers
Rental Mobil Online
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed