MENGENAL PENDOPO AGUNG SASONO UTOMO

Mengenal Pendopo Agung Sasono Utomo merupakan bangunan utama bercorak joglo, arsitektur tradisional Jawa, berfungsi sebagai tempat menerima tamu-tamu kehormatan, seperti kepala negara, kepala pemerintahan maupun tamu undangan penting lainnya pada acara-acara resmi. Gedung Pendopo Agung Sasono Utomo ini sering kali disebut sebagai Gedung Joglo.

Pendopo Agung Sasono Utomo berlokasi di Jl. Raya Taman Mini Indonesia Indah, Pintu Utama TMII. Pendopo ini memiliki teras upacara yang letaknya lebih tinggi dari plaza. Seluruh ornamen pada gedung pendopo ini berpola tradisional dan naturalistik.

Lanjut.........
Memasuki ruang Pendopo Agung Sasono Utomo , kita akan menemukan  4 (empat) tiang utama yang terbuat dari ukiran Jepara dan dari ukiran kayu jati pilihan. dan tiang ini disebut Soko Guru. Dari keempat soko guru memiliki makna sebagai simbolik yang memberikan kesan agung kisah yang terdapat dalam sebuah cerita legenda Ramayana.

Konon, menurut informasi yang saya terima, keempat soko guru yang terdapat di dalam Pendopo Agung Sasono Utomo ini mengandung falsafah Jawa seputar kehidupan manusia, yaitu sebuah cerita kesetiaan seorang anak kepada orang tua, kerukunan antar saudara, dan rasa setia saudara muda kepada saudara tua; dharma satryatama pahlawan untuk melenyapkan keresahan dunia demi keadilan dan kebenaran;  setia bakti kesucian seorang wanita kepada suami; tanggung jawab dan rasa sayang seorang pria kepada istrinya sebagai pancaran cinta kasih.

Lanjut.........
Soko guru pertama pada Pendopo Agung Sasono Utomo dikisahkan sebuah cerita pertemuan Prabu Dasarata dengan putra-putranya untuk membahas rencana pengunduran dirinya dan penobatan Raden Ramawijaya sebagai raja baru. Namu, permaisuri muda, Dewi Kekayl memohon agar putranya Raden Barata, dinobatkan sebagai raja. Semenara Raden Ramawijaya diminta meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Prabu Dasarata mengabulkan permohonan tersebut, sedangkan Sang Ramawijaya pun menerima dengan lapang dada.

Soko guru kedua pada Pendopo Agung Sasono Utomo dikisahkan sebuah cerita kesetiaan Barata terhadap Ramawijaya. Di mana dalam kisah tersebut Barata menyusul Ramawijaya ke hutan Dhandaka dan membujuk Ramawijaya agar mau kembali ke kerajaan untuk menjalankan pemerintahan. Ramawijaya menolak karena lasan menjalani tugas yang diterima dari ayahnya. Akhirnya, atas kesepakatan berdua, Ramawisaja menjadi raja, sdangkan Barata menjadi wakil sekaligus menjalankan roda pemerintahan.

Soko guru ketiga pada Pendopo Agung Sasono Utomo mengisahkan sikap kepahlawanan yang ditunjukkan oleh para resi dan brahmana di hutan Dhandaka ketika mendapat gangguan dari raksasa jahat Alengkadiraja. Para brahmana ini mendatangi tempat tinggal Ramawijaya untuk meminta bantuan. Berkat kesaktian Ramawijaya dan Laksmana, para raksasa pengganggu dapat dimusnahkan.

Soko guru keempat pada Pendopo Agung Sasono Utomo mengisahkan kesetiaan dan cinta kasih antara Rama dengan istrinya Shinta. Alkisah Shinta menolak berbagai upaya Rahwana untuk mendapatkannya. Sementara itu Rama, sang suami berupaya membebaskan Shinta betapapun sulitnya halangan dan rintangan yang harus dia lalui.

Mengenal Pendopo Agung Sasono Utomo kita akan mengetahui bahwa di balik kemegahan gedung pendopo tersebut ada sebuah pembelajaran filosofi kehidupan. Mungkin banyak orang telah mengetahui gedung pendopo ini pada saat melakukan perjalanan wisata Jakarta di TMII, namun, masih sedit yang mengetahui tentang sebuah cerita filosofi dari yang terpancar di area gedung pendopo ini.[]




Salam wisata,