Traveling Kota Tua Di Pulau Dum Papua Barat.- Dum atau Doom salah satu Pulau dekat Kota Sorong Papua Barat. Konon Pualu Dun memiliki riwayat perjalanan sejarah yang panjang dalam peradaban manusia modern sejak lama dan telah masuk dalam peta kolonial Belanda pada abad ke-19. Dan kota ini berpotensi sebagai salah satu tempat wisata di kawasan Papua sebagai salah satu obyek wisata yang memiliki nilai sejarah dan memiliki pesona pemandangan alam yang indah.
Wilayah ini berkembang pesat setelah Belanda membangun semua keperluan dan kebutuhan pemerintah kolonial Belanda pada masa Perang Dunia II, dan pernah menjadi salah satu basis milter Jepang setelah berhasil mengalahkan Belanda. Itu sekilas informasi catatan perjalanan sejarah dari Pulau Dum.
Jejak peninggalan sejarah dari kolonial dan tetntara Jepang pun masih bisa kita lihat di Pulau Doom, dan bagi para wisatawan penikmat wisata sejarah tempat ini sangat mengsyikan, suasana kolonial Belanda yang terdapat di Pulau ini membuka sebuah fantasi kita untuk ikut tengggelam dalam nuansa jaman dulu.
Bila masayrakat kota mengenal dengan kendaraan taksi dari kendaraan mobil, di sini yang dijadikan sebagai taksi adalah sebuah perahu-perahu boat kecil. Di mana perahu-perahu tersebut bersandar di pinggiran dermaga yang sedang berlabuh selayaknya sebuah terminal yang riuh rendah.
Taksi laut itulah yang akan menghantarkan warga Dum yang ingin ke Kota Sorong untuk bekerja atau pun belanja untuk keperluan harian. Jarak waktu tempuh dari Kota Sorong ke Pulau Dum dengan menggunakan taksi laut sekitar +/- 15 menit, dengan tarif Rp. 4000,- / orang. Jasa angkutan taksi laut ini berlangsung 24 jam. Namun, bila menggunakan taksi laut ini pada malam hari biayanya tidak sama dengan siang hari, karena penumpangnya tidak banyak, dan tarif angkutnya Rp. 30.000,- / orang.
Sebagai tambahan informasi, bisnis taksi laut di kawasan ini berkembang sejak ada bisnis transportasi lau antara bekas Bandar Udara Yef man menuju Sorong. Mulai saat itulah bisnis rental perahu Yet Man ke Sorong pulang pergi di kelola bagi sebagian masayrakat Dum. Dan biaya sewa pada waktu itu berkisar Rp. 300.000,- / orang. Namun, setalah Bandar Udara Yat man ditutup, bisni usaha transportasi laut di kawasan ini menjadi sepi. Dan kini sebagian warga masyarakat beralih usaha rental mobil dari Kota Sorong ke kawasan Sorong Selatan, dan sebagian lainnya melayani paket wisata untuk menuju Raja Ampat.
Baca juga : Mengenal Wisata Papua Barat.
Lanjut......
Setalah mendarat di Paalu Dum, kita akan akan dijemput dengan becak-becak yang sudah mengantri penumpang, dan siap mengantarkan kita untuk traveling Kota Tua Di Pulau Dum Papua Barat ini, atau pun untuk keperluan lainnya. Di daerah ini becak menjadi salah satu kekhasan pulau ini. Dengan biaya ongkos Rp 30.000,- sampai Rp. 50.000,- kita akan di hantar berkeliling dan jalan-jalan ke seluruh penjuru Dum. Namun, bagi kita yang suka dengan berjalan kaki, kota Dum ini bisa kita jelajahi dengan santai, karena tidak terlalu luas kawasan kota ini.
Masyarakat dan penduduk di kawasan Dum berasal dari berbagai etnis dan suku. Ada yang dari Nusa Tenggara, Jawa, Tionghoa dan Makasar.. Selama perjalanan dari Kota Sorong, Pulau Dum terlihat seperti dipadati rumah-rumah warga. Sebgian rumah masih berada di atas perairan, namun pemukiman warga sebgaian pula sudah memadati daerah kawasan daratan.
Infromasi yang saya terima dari beberapa tokoh masyarakat di lokasi, nama asal mula Dum bermula dari Maladu dari bahasa Moi. Mla berarti gunung; dan dum berarti geloban. Lengkapnya Meladum berarti gunung yang ditumbuhi geloban (yaitu sejenis tumbuh-tumbuhan atau tanaman).
Ada banyak hal yang dapat kita temukan Dum, salah satunya adalah bangunan jaman Belanda yang terletak di antara pemukiman dan daun yang tumbuh dengan lebat di kawasan ini, di sana terdapat sebuah komplek wsarisan jaman kolonial Belanda yang tertata rapih dengan tembok tebal dan kokoh yang di diami warga Dum. Konon, dulunya bangunan tersebut digunakan kolonial Belanda sebagai kantor, gudang dan pemukiman. Dan fasiltas publik masih membekas di sejumlah sdut Dum seperti jaringan air bersih, listrik, dan hunian warga dari keturunan orang Tiongkok.
Lanjut.........
Menurut informasi, dulunya Dum menjadi pusat kolonial Belanda yang di lengkapi fasilitas penunjang. Dan Belanda mulai membangun kawasan ini menjadi daerah pemukiman pada tahun 1908, kemudian disusul oleh orang Malaku yang menjalankan misi agama dengan kegiatan gereja. Hal inilah yang menjadikan kawasan Dum menjadi berkembang dan menjadi pangkalan strategi bagi Belanda sebelum peradaban menyentuh Sorong, di mana Kota Sorong masih berupa hutan belantara.
Dalam catatan perjalanan sejarahnya Dum terkenal dengan sebutan "The Haven van Doom", dan dikenal sebagai tempat niaga hasil laut dan kopra Hingga kini gudang penyimpanan kopra masih dapat kita temukan di kawasan Dum, bila kita traveling kota tua di Pulau Dum Papua Barat kita dapat temukan gedung tersebut.
Sedangkan untuk lokasi yang paling tertua di Papua ada di kawasan Dum ini dan lokasi ada di lapangan sepak bola. Dan bangunan Gedung Kesenangan buat berdansa pun hingga kini masih berdiri kokoh dan dihuni oleh satu keluarga, di bangun dari kayu besi dan msaih terdapat sisa-sias meja bar untuk melayani para tentara Belanda dulunya.
Sebuah banguanan rumah ibadaa gereja berwarna kuning yang berdiri pada tahun 1911 dengan dinding pelepah sagu yang kini tidak berfungsi lagi sebagai tempat ibadah, dan hanya sebagai tempat Pusat Pembinaan Warga Gereja Jemaat Bethel Dum. Sedangkan untuk aktifitasnya ibadahnya kini di pindah di atas puncak bukit Pulau Dum.
Banyak kisah dan cerita dengan peninggalan situs-situs bangunan tua di kawasan Dum yang bisa kita nikmati pada saat traveling di kota tua kawasan Papua Barat. Setelah puas berkeliling di kawasan Dum, kita bisa berlanjut ke pulau-pualu di sekitar kawasan ini, seperti Raam, Soop, hingga Yef Man dekat dengan Sorng yang menjadi tujuan pertama sebeluk ke Raja Ampat. Pulau yang padat ini bisa mejadi sebuah selingan perjalanan wisata kita pada saat kita berkunjung di kawasan Papua Barat.
Baca juga : Belajar Dari Kearifan Masyarakat Lompitol Raja Ampat.
Sebagai catatan, bila kita berkunjung ke kawasan Pulau Dum Papua Barat, jangan lupa untuk mencoba makanan khas tradisionalnya, apalagi bila kita bisa mencicipi jenis kuliner yang terbuat dari sukun yang diberi dengan gula kelapa itu rasanya enak banget di lidah loh.....
Semoga artikel perjalanan wisata ini dapat menjadi sebuah acuan bila para sahabat atau pun pembaca setia Ejawantah Wisata yang akan melakukn aperjalanan wisata di kawasan daerah timur Indonesia yang dikenal sebagai salah satu surganya dunia yang masih asri dan indah. Dan salah satunya kita bisa melakukan Traveling Di Kota Tua Pulau Dum Papua Barat.[]
Salam wisata,
Traveling Kota Tua Di Pulau Dum Papua Barat
Posted by Indra Kusuma Sejati
Posted on 9/14/2014 07:37:00 AM
with 6 comments
Written by : Indra Kusuma Sejati - Describe about us
Website blog ini berisikan informasi tempat wisata yang indah, kaya dengan panorama keindahan alam, flora, fauna, kuliner seni, dan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Dengan sarana akses reservasi hotel atau penginapan, sewa mobil, dan tiket pesawat secara online. Info dunia traveling. yang kami kutip dari berbagai pengalaman pribadi dan beberapa sumber.
Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
Artikel Terkait:
6 komentar
asyik bener jalan2 hingga sorong bang :)
Ternyata petualang sejati, infonya lengkap banget :D ... jadi mau bertualang juga nih,,,
Catatan sudah lama Kang, dan baru diterbitkan. :D
Salam wisata
Silahkan Gan, bisa ikut petualangan juga ko. :D
Salam wisata
wah jauh banget nih wisata nya sampai di papua, pasti sangat berkesan ya mas, sayang kok nggak ada foto foto hasil jepretannya hehehe :D
Foto-foto yang ada masih disimpan Mba :D
Salam wisata
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed