CANDI SUKUH SEBUAH PESAN DAN KEYAKINAN

http://ejawantahtour.blogspot.com/2012/09/candi-sukuh-sebuah-pesan-dan-keyakinan.html
Candi Sukuh Sebuah Pesan Dan Keyakinan. - Candi Sukuh, namun masyarakat setempat selalu menyebutnya dengan julukan Candi Saru (candi porno), hal ini dikarenakan di candi tersebut terdapat patung dan relief organ seks serta perilaku seksual manusia. Hal inilah yang selalu disebut orang candi paling erotis yang dapat dijumpai di Pulau Jawa.

Candi Sukuh
berada diketinggian 910 meter di atas permukaan laut yang beralamat di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh tidak berada di kawasan yang ramai, namaun jalan menuku objek wisata ini sangat mulus dan beraspal. Transportasi yang menjadi handalan ditempat ini adalah sepeda motor, atau yang biasa kita sebut dengan ojek.

Candi Sukuh yang memiliki kekhasan bentuk yang menyerupai gunungan layaknya candi-candi di Pulau Jawa, melainkan sebuah trapesium. Candi Sukuh yang memiliki tiga gapura dan tiga teras sebagai lambang tahap-tahap sebelum mencapai kesempurnaan. Candi Sukuh ini menghadap ke arah barat dengan bersandar ke timur dan ke dinding gunung Lawu.

Di sudut tangga gapura kita dapat menemukan sepasang pasu, yaitu jambangan dari batu yang airnya digunakan untuk bersuci pada saat kita akan memasuki area dan sebelum melangkah masuk gapura. Caranya dengan membasuh kedua tangan dan meminum sedikit airnya, serta air diusapkan ke kening, pipi, dan telinga.

Gapura pertama di Candi Sukuh akan menghantarkan kita ke teras terdepan yang bernama Kamandatu. Gapura yang berbentuk paduraksa. Dindingnya memuat relief gapuro bhuto anguntal jalmo (raksasa sedang memakan manusia) yang mana ini merupakan candra sengkala penanda tahun dibangunnya Candi Sukuh, yaitu pada tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.

Bila kita melihat suatu pemandangan sebuah hasil karya pahatan dua relief Jatayu dan Garudeya di Gapura, itu merupakan sebuah simbol Candi Sukuh, yang masing-masing menghadap utara dan selatan, sedang mencekram dua ekor naga. Kaitannya dengan kisah Carudeya yang sedang mencari tirta amarta (air kehidupan)

Menyelusuri gerbang utama dan menaikan 14 buah anak tangga hingga lantai teratas kita akan mendapatkan sebuah relief lingga yoni dalam lingkaran rantai. Menurut informasi yang penulis dapatkan di objek wisata Candi Sukuh setempat, pada zaman dulu lambang ini dilewati (dilengkapi) oleh setiap orang yang akan masuk Candi Sukuh. Sekarang, bagian teratas dipagari untuk melindungi dari kerusakan sehingga para pengunjung hanya bisa melihat, dan tidak boleh melangkahi.

Dalam mitologi Hindu, lingga adalah lambang Dewa Syiwa, sedangkan yoni lambang Bertari Durga (Dewi Uma atau Dewi Parwati). Selain sebagai lambang maskulinisme dan feminisme, hingga yoni juga bermakna sebagai peringatan kepada manusia tentang asal-usulnya. Lingga Yoni mengingatkan manusia agar kita tidak sombong, karena alasannya kita sebagai manusia berasal dari pertemuan sel sperma dan sel telur.

Sejarah berdirinya Candi Sukuh sangat erat sekali dengan suatu peristiwa pada saat Raden Brawijaya dan pengikutnya pada masa senja Kerajaan Majapahit. Di mana pada masa itu Kerajaan Majapahit yang sudah rapuh dan tidak berkutik ketika diserang Demak, di bawah pimpinan Raden Fatah yang tidak lain adalah putra Brawijaya. Demak yang masuk dengan membawa Islam. Yang mana Brawijaya menolak menjadi penganut agama yang dibawa putranya, lantas bersama pangikutnya lari ke barat, naik ke perbukitan Gunung Lawu. Di tengah kejaran tentara Demak, mereka membangun rumah ibadah. Karena di buat dalam keadaan tergesa-gesa, maka tempat ibadah itu dinamakan Sukuh. Ini berasal dari akronim kesusu tur bakuh  (terburu-buru tetapi kukuh). ( Baca  : Mengenal Kisah Sejarah Kerajaan Demak )

Lambang lingga yoni di kawasan objek wisata Candi Kukuh oleh Raden Fatah dijadikan monumen peringatan, bahwa dirinya tidak lupa berasal dari ayahnya yang bernama Raden Brawijaya.

Melanjutkan perjalanan dengan 15 meter ke arah timur, naik ke teras kedua yang bernama Rupadatu.Kita akan menemui "Gapura Rupadatu". Gapura Rupadatu sekarang ini hanya dapat kita jumpai berupa reruntuhan bebatuan, dan luasnya tidak selebar dua teras yang lainnya.

Sebelum mencapai candi inti, kita akan menemukan  dua Jatayu yang sedang berdiri dengan sayap terkembang mengapit satu arca kecil. Ketiganya tanpa kepala. Begitu pula dengan sebuah arca yang terlindung di dalam Candi Perwara (candi pengapit) di depan Candi Induk. Tinggi arca yang kepalanya terpenggal yang diperkirakan tingginya setengah meter, dimana dihadapannya terlihat serakan bunga setaman dan beberapa batang hio yang apinya sudah mulai memadam.

Informsi yang saya dapatkan dia adalah Ki Pociro atau Ki Ageng Sukuh, mbahurekso atau penjelmaan dari Candi Sukuh yang akan menyampaikan doa manusia kepada Sang Hyang Widhi. Semasa hidupnya beliau merupakan pemuka agama Hindu yang bertahan sekaligus memberi perlawanan terhadap masuknya Islam yang dibawa pasukan Raden Fatah. Setelah wafat, Ki Ageng Sukuh dimakamkan (atau abunya disimpan) di Candi Perwara, walau hingga sekarang bukti itu belum ditemukan.

Berlanjut keteras yang ketiga yang bernama Arupadatu. Teras Arupadatu merupakan teras tertinggi, dimana tempat ini sering dijadikan tempat proses penyucian rohani dan untuk meninggalkan urusan duniawi. Ditempat inilah kita dapat menemukan inti dari Candi Sukuh. Di mulut tangganya kita dapat menemukan tiga patung kura-kura yang kepalanya menghadap barat, punggungnya rata berdiameter satu meter, mungkin pada masanya itu berfungsi sebagai altar saji.

Sepasang kura-kura yang terdapat di kiri-kanan mulut tangga, dan satu lagi "menutup" jalan menuju anak tangga karena berada persis segaris dengan tangga sehingga yang akan naik, harus lebih dulu melipir setengah lingkaran tubuh kura-kura.

Dalam agama Hindu, kura-kura merupakan jelmaan dari Dewa Wisnu. Dari informasi yang penulis dapatkan dari beberapa rekan pemandu wisata di tempat ini, patung kura-kura itu sebagai pengingat para Brahmana agar berlaku seperti kura-kura yang selalu merunduk (andhap asor) dan tidak sombong (adigang adigung adiguna).

Dari penglihatan penulis dilokasi Candi Sukuh hampir seluruh arca di Candi Sukuh tidak berkepala. Dan orang yang pertama kali mepublikasikan Candi Sukuh ini aadalah Raffles melalui bukunya The History of Java yang terbit pada tahun 1817. Di dalam bukunya Raffles menuliskan :"Sebagian besar patung yang bukan merupakan relief, keadaannya telah terpenggal dan kepalanya tidak diketemukan."

Candi Sukuh Sebuah Pesan Dan Keyakin bagi masyarakat penduduk setempat dalam menjalankan keyakinannya, dan kini tempat tersebut telah menjadi salah satu tempat wisata yang dapat dinikmati oleh setiap wisatawan yang datang ke tempat ini. Itulah sekelumit cerita dari pengalaman perjalanan saya di Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah. Menikmati kesejukan udara perbukitan dibalik gunung Lawu dengan mengurai kisah yang terselimuti kabut di Candi Sukuh merupakan perjalanan wisata yang mengasyikan dan dapat menambah pengetahuan dari pesan yang akan disampaikannya oleh sebuah karya sejarah untuk kita sebagai manusia.


Salam wisata.

Sumber : Dinas Pariwisata daerah Karanganyar
Facebook +Google Twitter Digg Technorati Reddit

Written by : Indra Kusuma Sejati - Describe about us

Website blog ini berisikan informasi tempat wisata yang indah, kaya dengan panorama keindahan alam, flora, fauna, kuliner seni, dan budaya Indonesia yang unik dan eksotis. Dengan sarana akses reservasi hotel atau penginapan, sewa mobil, dan tiket pesawat secara online. Info dunia traveling. yang kami kutip dari berbagai pengalaman pribadi dan beberapa sumber.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

Artikel Terkait:

23 komentar

hah kura2 itu jelmaan dewa wisnu, eeh om dewa wisnu cakep gag yaa :D

Cakep apa ganteng ? Sebab kalau cakep belum tentu ganteng. Tapi yang aku dapatkan informasinya seperti itu Niar. He...x9

jadi inget buah sukun. mirip namanya hehe

Hust...! kalau itu mah enak banget kalau direbus pakai kelapa. Besok kalau kemari jangan lupa bawa ya Mba.He...x9

Dulu pas kesini katannya kalau ada cewek yang belum nikah tapi sudah nggak virgin nglompatin arca lingga yoni kainnya bisa robek. Hehehee,,, kayaknya ini cuman mitos ya mas.

Mitos atau pun bukan, yang terpenting kita selalu menghargai tempat ritual agama lain. Yang mana itu sengaja diciptakan opini seperti itu agar para tamu atau pun pengunjungnya dapat berprilaku sopan.

wah beberapa kali ke Karanganyar tidak pernah mampir ke candi ini ...

Wah...., lain kali jai bisa mampir ke sini dong. He,,,x9

He...x9 lokasi pemotretannya mungkin sama. Tapi cara penyajiannya yang berbeda Pak Ies. Saya juga sudah dari blognya Kang Rawin. Cara penyajian dia memilki ciri khas kocak ya Pak Ies.

wah sebagai anak Cand Sukuh, saya bangga ada yang mempublikasikan sejarah dan penjelasan Sukuh secara detail, dan sekaligus malu karena saya tidak mengerti sampai sedetail itu. :p

wah sebagai anak Candi Sukuh saya bangga ada yang mempublikasikan sejarah dan detailnya secara lengkap. Dan saya sekaligus malu karena tidak mengerti sampai sedetail ini. :p
Mohon posting candi Cetho juga ya mas, makasih...

Insya Allah sedang saya persiapkan nanti juga ada.

aku pengen mengutip yang ini, pak..

"Candi Sukuh yang memiliki kekhasan bentuk yang menyerupai gunungan layaknya candi-candi di Pulau Jawa"

kalo melihat umumnya candi di jawa, kayaknya candi sukuh justru berbeda. candi candi di jawa kebanyakan menggunakan pola terpusat yang dikelilingi candi-candi pengiring sebagaimana layaknya candi hindu buddha.

menurutku pola candi sukuh malah mengikuti bentuk asli jawa pra hindu yang bentuknya berundak makin ke belakang makin tinggi atau biasa disebut punden berundak.

aku rada kurang sepaham dengan cerita yang berkembang di masyarakat bahwa candi sukuh dibangun justru di akhir peradaban majapahit. kalopun cerita kidung sudamala yang merupakan produk hindu ada di reliefnya, tapi dengan bentuk berundak, aku cenderung menganggap candi itu dibangun pada awal hindu masuk tanah jawa. analoginya sama dengan sunan kalijaga yang menggunakan bentuk wayang hindu buddha tapi ceritanya dimodifikasi untuk penyebaran islam.

yang susah dimengerti adalah kesamaan arsitekturnya dengan candi aztec di amerika sana. juga patung-patungnya banyak yang mirip dengan patung dewa dewa mesir. sebuah tanda tanya yang belum juga aku temukan jawabannya. arsitek kita yang belajar kesana atau malah yang di luar negeri yang belajar ke kita..?

healah pak kyai malah ngegosip
hehe

Berundak disini seperti kita melihat dari kejauhan bentuk candi Sukuh. Dan mirip undakan, walaupun tidak dengan pola terpusat.

Bila kita melihat sejarah para akhli aerkeologi yang memiliki nama, mereka banyak yang belajar langsung melakukan penelitian di Indonesia.

Semoga saja di negeri ini banyak melahirkan aekeologi sehingga kita tidak menjadi buta di ladang kita sendiri.

Mungkin dari jawaban tentang pertanyaan Kang Rawins, lebih tepatnya bila yang menjawab seorang akhli sejarah arkeolagi.

Karena pertanyaan yang sama pun belum saya temukan dalam perjalanan saya selama ini. Krena dilokasi kita hanya bertemu dengan pemandu wisata lokal. He...x9

Tuh kan Pak Ies, orangnya nongol disini. He...x9

ngomong dengan arkeolog kadang susah pak. dalam banyak hal mereka suka melemparkan kiblat ke belanda. bukan berburuk sangka, tapi merasa sedih saja kenapa orang pinter kita manut saja dengan omongan orang belanda.

banyak artefak dan catatan sejarah kita yang diangkut ke leiden. kenapa itu tidak diminta lagi untuk kemudian dipelajari sendiri. kita lebih suka menerima hasil jadi tanpa menyentuh artefak aslinya. tak perlu susah payah lagi memang. tapi kalo ada sesuatu yang disembunyikan dari manuskrip itu, apakah kita tahu..?

aku mulai berpikir seperti ini, sejak sadam husein jatuh. kalo benar tentara amerika mencari senjata pemusnah massal, mengapa musti menjarah museum baghdad dan mengangkut semua artefak sumeria. bisa jadi itu ada hubungannya dengan teori anukaki nya zecharia sitchin tentang legenda stargate milik bangsa sumeria.

negara-negara maju saja mau meneliti legenda kuno dan menganggap mitos-mitos itu sebagai sebuah teknologi nyata yang lebih maju daripada yang ada sekarang. tak cuma amerika, jerman pun pernah melakukan hal yang sama dengan pembentukan ss paranormal

candi candi megah yang ada di indonesia, bahkan lebih jauh lagi seperti situs gunung padang apa ya mungkin beneran dibangun dengan cara primitif. orang dengan teknologi sekarang saja kayaknya sangat susah diwujudkan.

dengan melihat banyak analogi, apakah salah aku berpikir kalo belanda punya kepentingan yang sama. ingin meneliti teknologi kuno bangsa kita. makanya sayang banget kalo kita lebih suka terima matengnya dari mereka dan ga mau meneliti sendiri

tapi mbuhlah
mumet...

Ya,,,,, pemikiran yang sederhana dan cerdas bagi kita orang awam. Namun, bil akita perhatikan secara perlahan-lahan banyak data-data para pembuat destinasi makala dari mahasiswapun dari segi disiplin ilmu mana saja yang banyak dipelajari oleh para ilmuan luar negeri. Sebagai bahan studi banding.

Yang lebih menyakitkan pada saat k Candi Cetho. Makanya dalam artikel yang saya tulis menitik beratkan kepada kerusakan yang disebabkan oleh kebodohan, dan itu pun di akui oleh Dinas Pariwisata Karanganyar.

Semoga kita dapat mengambil suatu pembelajaran dari ini semua. Terimakasih atas sharenya Mas Rawins.

iya pak terima kasih sharingnya
asik sebenarnya ngobrolin ini
tapi kepanjangan tar ada yang komplen ngeblog di kolom komen
#salahkamar
haha...

wah..menarik ini...kemaren ane dari sana...jadi search2 tentang sejarahnya....ane yg belum paham dipintu gerbang depan ada relief (mohon maaf) sepasang jenis kelamin....itu maksudnya gimana ya gan...di atas ndak ada keterangan yang jelas...terima kasih..salam kenal..

Salam kenal kembali Kang, maksud dari tulisan itu pengambaran pada saat saya berada di halaman depan Candi dan terlihat relief unik yang menggambarkan sepasang jenis kelamin dimana candi tersebut terkenal dikalangan masyarakat sebagai candi porno.

Padahal itu hanya sebuah penggambaran saja. Dan dalam tulisan artikel diatas telah diuraikan maksud dan pesan dari keberadaan candi tersebut yang saya dapat dari keterangan pemandu wisata setempat dan beberapa sumber daftar pustaka.

Terimakasih
Salam Wisata

baru kali ini saya tau nama candi sukuh, makasih infonya gan

Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus