Seperti dari pengalaman penulis pada saat melakukan perjalanan wisata di Kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia bersama rombongan. Di mana banyak sekali keunikan dari setiap unsur budaya Indoensia yang terdapat di Kota ini. Namun, ada satu hal yang membuat penulis selalu teringat pada saat tercium aroma khas sebuah kain batik.
Dimana aroma ini memiliki khas tersendiri di panca indera penciuman kita, dan memiliki sebuah nilai keidentikan akan sebuah nilai aroma tradisi nilai seni budaya Indoensia. Apalagi pada saat penulis hadir di salah satu perkampungan batik yang berlokasi di dekat pasar Klewer Kota Solo, Jawa Tengah.
Untuk menuju ke lokasi ini, kita bisa melalui beberapa jalan arah besar yang bisa menjadi pintu gerbang msuk ke lokasi Kampung Kauman Solo, Jawa Tengah. Yaitu dengan malalui Jalan K. H. Hasyim Asyari dari sisi timur; Jalan Dr. Radjiman dari sisi selatan; Jalan. Yos Sudarso dari sisi barat; dan Jalan. Slamet Riyadi dari sisi utara.
Dari informasi yang penulis dapatkan di lokasi dari beberapa tokoh tua di sana, nama Kauman mengacu kepada suatu kaum, yang berarti pegawai pemghulu keraton yang mengurus masjid agung sebuah kerajaan.
Kampung ini memang ada kaitannya dengan sejarah perpindahan Kraton Kartosuro ke Solo, yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Dari pengamatan penulis hampir semua kerajaan di tanah Jawa, memiliki masjid agung yang letaknya tidak jauh dari Keraton dan alun-alun. Dan sebuah perkampungan yang terletak di belakang masjid agung merupakan perkampungan untuk menampung para kaum yang mengurus masjid tersebut.
Pada zaman dulu, masyarakat kaum ini mendapatkan latihan secara khusus dari Kasunanan untuk membuat batik demi keperluan keperluan, batik yang biasa mereka produksi seperti jarik atau selendang. Secara tidak langsung tradisi batik di Kampung Kauman mewarisi tradisi membatik ala "Ndalem" Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. ( Baca : Tempat Wisata Surakarta Yang Menarik: Panggung Sanggabuana )
Berbekal warisan tradisi budaya membatik, masyarakat Kampung Kauman dapat menghasilkan batik dengan motif yang sering digunakan oleh kerabat kraton. Jika dulu masih murni mengandalkan batik tulis dan dikerjakan secara manual, sekarang sudah muncul batik cap.
Dari pengamatan penulis di lokasi Kampung Kauman. Perbedaan dua batik yang dihasilkan oleh masyarakat Kampung Kauman sangat jelas sekali. Hal ini penulis dapatkan informasi dari beberapa orang pengrajin batik di lokasi Kamung Kauman.
Pada batik tulis, pola batik digambar di kain, lalu ditegaskan dengan mengunakan malam yang dicairkan. Sedangkan untuk batik cap, motif sudah dicetak pada sebuah plat besi yang dipanaskan, plat besi tersebut dicelupkan pada lembaran malam dan di cap kan ke kain.
Lanjut..........
Dengan melihat kedua proses ini sangatlah jelas, bahwa batik tulis dihasilkan melalui proses yang lama, sedangkan untuk batik cap dapat dihasilkan dengan cepat dan persis motifnya. Untuk jenis kain yang dapat digunakan ada banyak macamnya, mulai dari sutra sampai rayon.
Selain melihat dan mendapatkan informasi tentang memabatik di lokasi Kampung Kauman, kita juga akan dapat menikmati suasana masa lalu, di mana masih banyak bangunan lama yang unik serta bernilai sejarah. Di lokasi Kampung Kauman ini masih banyak terdapat rumah-rumah joglo, limasan, atau perpaduan arsitektur kolonial dan lokal.
Bagunan-bangunan tua di lokasi Kampung Kauman itu berdampingan dengan bangunan modern seperti pusat perbelanjaan, pusat perbankan, atau hotel yang banyak bertebaran di daerah sekitarnya. Sistem bangunan di daerah Kampung Kauman memilki sistem kampung bermodel blok, jadi jangan heran bila kita berkunjung di lokasi ini, kita akan banyak menemukan jalan perempatan.
Namun, jalan perempatan yang berada di lokasi Kampung Kauman ini sangat menguntungkan. Terutama bagi kendaraan yang berpapasan saat masuk lokasi Kampung Kauman. Dan hal ini dapat digunakan untuk bergilir untuk bergantian saat dua kendaraan mobil akan berpapasan, karena salah satu kendaraan mobil dapat bersembunyi di jalan perempatan yang lainnya.
Sebagian jalan di lokasi Kampung Kauman semuanya sudah di paving blok, hal ini dibuat agar memungkinkannya air untuk meresap ke dalam pori-pori tanah. Dan mencegah air untuk menggenang pada saat hujan tiba.
Dari data yang terpampang di peta wisata batik Kampung Kauman penuls dapat melihat ada sekitar 50 UKM yang berkecimpung dalam perbatikan. Rata-rata berlokasi di Jalan Wijayakusuma dan Jalan Cakra. Kelebihan dari lokasi Kampung Batik Kauman ini adalah beberapa toko yang ada di lokasi ini merangkap sebagai rumah produksi terbuka bagi para wisatawan untuk melihat bahkan mencoba untuk membuat batik sendiri.
Proses pembuatan batik tulis dapat kita lakukan sendiri di lokasi ini, namun hal ini tentu akan mendapat pengarahan dari seorang pembatik yang sudah terbiasa dengan pekerjaan. Dengan mendapatkan penjelasan dan merasakan tingkat kesulitan dalam proses pengkerjaan batik tulis, maka kita akan memahami mengapa ada pakaian dan kain batik yang memiliki tingkat harga yang berbeda-beda di pasaran.
Nah,,,,,,, daripada penasaran. Para sahabat bisa mampir ke Komplek perkampungan Kampung Kauman di Kota Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Dimana kita akan mendapatkan pengalaman dan keunikan langsung dari para pelaku seni batik. Aroma sebuah tadisi khas batik yang selalu mengingatkan citra sebuah nilai tradisi yang tidak ternilai harganya.
Semoga perjalaan wisata penulis di Kota Solo, Jawa Tengah, dapat memberikan infromasi tentang dunia pariwisata Indonesia untuk para sahabat pecinta Ejawantah Wisata semuanya.
Salam wisata,
13 komentar
Setiap berkunjung disini selalu ngiri nuansa yang indonesia banget...
Kang Indra memang Top markotop...
Aku juga masih banyak belajar dari para senior ko Kang. Terimakasih atasdukungan dan suportnya ya Kang. Sukses selalu.
Salam wisata
melalui tulisan ini saya juga bisa merasakan aromanya pak :)
He,,,,x9 terimakasih atas kunjungannya ya Mba.
Salam wisata
kosmologi kraton jawa memang begitu
depan kraton ada alun-alun, sebelah kirinya masjid dan sebelahnya pasar
yang penting jangan ke jogja pak. aroma citra kalo pagi suka pesing. masih ngompol dia :D
he,,,,,x9 ikarena citra bobonya lupa di pakaikan pampers ya Kang ?
Salam wisata
jadi keinget waktu main ke kampung batik, solo. memang bener, aromanya itu bener2 ga lupa sampe sekarang, ^_^
waduh,,,,,,, ? masa sih Mba ? he,,,,x9
Salam wisata
Lah, di Jember juga ada Desa Kauman, tepatnya di sebelah utara masjid Jami', alun-alun Jember, Mas :)
Matur nuwun pasrtisipasinya, Mas, sudah tercatat sebagai peserta :)
Loh,,,,,,, ada toh di sana. Aku juga baru tahu Kapan-kapan mampir kalau aku ke sana deh.
Salam wisata
Ooh.. ternyata itu toh asal muasal nama kauman. Sayangnya kmaren saya tidak sempat mampir ke sana. Dari pasar klewer, langsung ke kraton, karena udah hampir penutupan ABFI Solo :)
Terima kasih sudah ikutan di GA Cerita di Balik Aroma :)
Eh ya punya acara baru nonggol.... he,,,x9
Iya Mba, itu asal muasalnya nama kampung tersebut.
Salam wisata
keren sekali :D
Terima Kasih atas kunjungan dan komentar anda. Maaf, komentar yang mengandung iklan, spam dan link promosi atau link hidup akan di hapus.
=======================================================================
Thank you for your visit and your comment. Sorry, comments that contain advertising, spam and link promotion or live links will be removed